Surabaya, (Antara Jatim) - Aksi teatrikal mewarnai peringatan Hari Kebebasan Pers yang dilakukan oleh puluhan jurnalis Surabaya yang mengatasnamakan Jurnalis Surabaya untuk Kebebasan (JaSuKe) di depan Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur.

Koordinator Aksi J Totok Soemarno, Selasa, mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk peringatan atas kebebasan pers dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya sehari-hari.

"Kami ingin menyuarakan kalau bergulirnya era reformasi yang menjadi awal terbukanya kran demokrasi sempat dibarengi kebebasan pers," katanya saat melakukan orasi.

Ia mengemukakan, reformasi bukan saja membuat media baru bermunculan, namun juga pemberitaan yang berani dibanding era sebelumnya yang cenderung menjadikan pers sebagai corong kekuasaan.

"Seiring waktu, kebebasan pers pasca reformasi memudar, kadarnya terus dan semakin tipis. Keleluasaan menyampaikan fakta harus berhadapan dengan banyak ganjalan. Bukan saja karena pers yang kini menjadi sebuah industri, pers yang menjadi alat kepentingan pemilik/pemodal," katanya.

Ia mengatakan, kekuasaan pusat hingga daerah memberikan kontribusi atas pemasungan kebebasan pers dan pejabat antikritik dengan mudahnya bisa memindah pos wartawan, dengan ancaman tidak memberikan iklan ke perusahaan.

"Bahkan pola-pola kasar, represif tidak luput menimpa awak media dalam menjalankan tugasnya. Bukan cuma luka, namun ada dari mereka yang kehilangan nyawa, sehingga muncul tagar: #TidakAdaBeritaSehargaNyawa. Tak dipungkiri tagar ini sendiri bisa menjadi "pemasung" kebebasan pers," katanya.

Bersamaan Hari Kebebasan Pers, kata dia, para insan media di dunia, hari ini merayakannya di mana kebebasan menjadi isu yang kembali disuarakan.

"Menyatakan kebebasan pers baru sebatas slogan semata, belum terwujud nyata, belum sepenuhnya ada. Masih banyak pihak beranggapan pewarta pembawa petaka. Perlu dipahami, penjaga demokrasi," kata perwarta senior di Surabaya ini.

Menurut wartawan senior ini, lanjut dia, fungsi pers sebagai alat kontrol, sarana pendidikan, sarana hiburan harus benar-benar diwujudkan.

"Melalui aksi solidaritas damai hari ini juga digelar teatrikal oleh teman-teman pewarta dimana menggambarkan pers yang selama ini terbelenggu akhirnya bisa bebas meskipun harus sampai berdarah-darah," katanya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016