Bojonegoro (Antara Jatim) - Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian ESDM Yogyakarta, akan meneliti kandungan semburan lumpur bercampur air dan gas di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur,  pada Jumat malam hari guna mengetahui fenomena yang terjadi.
     
"Penelitian semburan Jari, akan dilakukan pada malam hari," kata Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Yogyakarta Yustinus, di Bojonegoro, Jumat.
     
Tim Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung dan Yogyakarta, juga pernah meneliti semburan Jari, dengan mengambil contoh lumpur, air dan gas, pada 14-15 April lalu, siang hari.      
     
Ia yang didampingi peneliti lainnya Euis Sutaningsih, menjelaskan penelitian semburan di Desa Jari, yang akan dilakukan itu, untuk melihat kandungan gas, air dan lumpur, yang terjadi pada malam hari.
     
"Biasanya gas yang keluar, seperti karbon dioksida (C02) pada malam hari akan turun kebawah, membentuk kabut," ucap dia, menegaskan.
     
Menurut dia, kandungan gas C02 dari lokasi semburan Jari, yang diambil , pada 14-15 April lalu, dari hasil pemeriksaan di laboratorium Badan Geologi Yogyakarta, masing-masing 97,53, 95,77, dan 96 persen.
     
"Hasil pemeriksaan kami langsung di lokasi dengan alat detektor ketika itu untuk gas C02 mencapai 70 persen," jelas dia.
     
Yang jelas, lanjut dia, gas CO2 yang keluar itu, karena beracun, berbahaya bagi manusia. Selain itu, dari hasil pemeriksaan di laboratorium, juga diketahui ada gas CH4, masing-masing 1,89, 3,82 dan 3,7 persen molekul, dan gas lainnya.
     
"Gas lainnya yang keluar, seperti CH4 tergolong kecil," jelas Yustinus.
     
Ia memberikan gambaran kalau gas CH4 yang keluar mencapai 100 persen "Lower Explosive Limit" (LEL), maka bisa meledak.
     
Ia juga menyebutkan uji laboratorium kandungan air yang keluar dari semburan di Jari, untuk NA, CL dan HCO3, untuk parameternya juga cukup besar di atas ambang batas yang diperbolehkan. 
     
"Tapi air semburan yang masuk ke sungai kandungannya kemungkinan sudah terurai, karena ada debit air lainnya di sungai," ucap Euis Sutaningsih, menambahkan.
     
Menanggapi hasil uji laboratorium semburan Jari, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Agus Supriyanto, menyatakan pemkab tidak salah memasang papan pengumuman awas gas beracun dan tanah amblas di sekitar semburan Jari. 
     
Data yang diperoleh Antara bahwa Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, yang memasang alat seismograf dengan jarak sekitar 1 kilometer dari lokasi semburan Jari, pada 10-13 April, mendeteksi dua kali letupan.
     
Letupan dua kali yang terjadi itu, dengan kekuatan tidak lebih 1 skala richter, yang kemudian Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung dan Yogyakarta, melakukan penelitian semburan Jari, pada 14-15 April. 
     
Semburan gas bercampur air dan lumpur  di Desa Jari, Kecamatan Gondang, diketahui warga pada 7 April, yang sebelumnya didahului gempa di daerah setempat dengan kekuatan berkisar 2,5-4 skala richter. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016