Bojonegoro (Antara Jatim) - Petugas dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memantau semburan lumpur bercampur air dan gas di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, untuk menindaklanjuti laporan yang disampaikan BLH setempat, Rabu (27/4).
     
"Dua petugas dari Kementerian LH tidak melakukan pemeriksaan kandungan yang keluar dari semburan. Hanya sebatas memantau dan mengambil gambar di lokasi semburan Jari, Kecamatan Gondang," kata Kepala Bidang Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Bojonegoro Hari Susanto, di Bojonegoro, Kamis.
     
Menurut dia, pemantauan yang dilakukan petugas KLH itu, untuk menindaklanjuti laporan yang pernah disampaikan kepada Kementerian LH terkait kejadian semburan lumpur di Jari, beberapa waktu lalu.
     
"KLH tetap mengacu hasil data pemeriksaan kandungan semburan Jari, yang dilakukan BLH daerahnya, juga BLH Provinsi Jawa Timur, di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkungan Mojokerto," kata dia.
     
Sesuai laporan, yang dikeluarkan UPT Lingkungan Mojokerto, tertanggal 22 April 2016 bahwa dari 16 parameter semburan Jari, yang menjalani uji kandungan diketahui ada delapan parameter yang di atas ambang yang diperbolehkan sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. tahun 2001 kelas II.
     
Hasilnya yaitu TSS sebesar 478 miligram/liter, sedangkan yang diperbolehkan 50 miligram/liter, TDS 5.682 miligram/liter, yang diperbolehkan 1.000 miligram per liter.
     
Sedangkan BOD 320,90 miligram/liter, yang diperbolehkan 3 miligram/liter, COD 659,7 miligram/liter, yang diperbolehkan 25 miligram/liter, dan H2S (Hidrogen Sulfida) 2,85 miligram/liter, yang diperbolehkan 0,002 miligram/liter.
     
Lainnya, sejumlah zat, antara lain, tembaga (cu), Cobalt (Co), besi (Fe), juga di atas ambang batas yang diperbolehkan.
     
"Meskipun delapan paramater semburan Jari yang masuk sungai di atas ambang batas, tapi tidak berbahaya bagi manusia, sebab sudah terurai," tuturnya.
     
Namun, menurut dia, air semburan Jari yang masuk ke Kali Keramat, tidak baik untuk menyirami tanaman.
     
"Air semburan Jari, yang masuk ke Kali Keramat, tidak baik untuk menyirami tanaman," ucapnya, menegaskan.
     
Peneliti Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Dr. Jatmika Setiawan, sebelumnya, menyatakan semburan lumpur bercampur air dan gas di Jari, tidak berbahaya bagi manusia.
     
Hanya saja, menurut dia, air yang keluar dari semburan harus dipisahkan, dialirkan ke lokasi tersendiri, agar tidak masuk ke sejumlah kolam gas yang ada di lokasi semburan. Bahkan, kalau kemarau, di lokasi setempat gas yang keluar bisa dinyalakan, sehingga bisa menjadi api yang tak kunjung padam. 
     
"Sekarang sedikitnya ada lima lokasi semburan yang mengeluarkan gelembung-gelembung," ucap Kasi Trantib dan Linmas Kecamatan Gondang, Eko Wage, menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016