Malang (Antara Jatim) - Tim Bharatawijaya, Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB) Malang, berhasil menjadi "runner up" kompetisi The 5th Indonesia Chem-E-Car Competition (5th ICECC) 2016 di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Ketua Tim Bharatawijaya FT-UB, Daud Apriwaluyo, Kamis, mengaku Tim prototype mobil berbahan bakar reaksi kimia ini bersaing cukup sengit dengan sejumlah tim dari sembilan perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN-PTS), bahkan tim tersebut sempat panik.
"Posisi runner up yang kami raih berlangsung cukup dramatis, sebab di run pertama kami sempat didiskualifaksi karena ada yang tumpah. Namun, kami berusaa tetap fokus pada run kedua dan memutuskan mengganti reaksi stopping mobil. Dengan komposisi yang baru, akhirnya kami mampu meraih gelar juara II," kata Daud, di Malang.
Ia menguraikan dari jarak 11 meter yang ditargetkan panitia, Tim Spektronics berhenti di 11.01 meter, Tim Bharatawijaya 11.33 meter, dan Tim Nayaka 4.0 11.42 meter.
Kejuaraan yang berlangsung pada 23-24 APril 2016 di Surabaya itu diikuti 17 tim dari 9 PTN-PTS di Tanah Air. PTN-PTS itu di antaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Pembangunan Negara (UPN).
Selain itu, juga ada Politeknik Negeri Bandung, Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Brawijaya (UB), dan tuan rumah ITS. Pada kompetisi prototype mobil berbahan bakar alternatif nonmigas tersebut, sebagai Juara I adalah Tim Spektronics 11 dari ITS Surabaya dan Juara III adalah Tim Nayaka 4.0 dari Universitas Indonesia (UI).
Tim Bharatawijaya FT-UB digawangi oleh Wafiyatus Sholihah (Teknik Kimia), Moh. Roby Suhairi (Teknik Kimia), Muhammad Fatahila (Teknik Elektro), dan Muhammad Arsyil Kahaji (Teknik Elektro).
Selain menempati peringkat kedua, Tim Bharatawijaya juga mendapatkan penghargaan The Best Concept dari panitia. "Penghargaan ini diberikan karena reaksi stopping mobil Tim Bharatawijaya menggunakan teknik reaksi pengendapan yang belum pernah dipergunakan sebelumnya," ujar Daud.
Selain itu, reagen untuk stopping-nya juga dibuat dalam konsentrasi encer. "Kami benar-benar tidak menyangka berhasil mendapatkan penghargaan The Best Concept," ucapnya.
Sementara anggota Tim Bhawaratawijaya lainnya, Muhammad Fatahila mengaku senang dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih tersebut. Ia berjanji akan terus melakukan perbaikan untuk bertarung pada kompetisi-kompetisi serupa lainnya.
"Perbaikan dilakukan pada ketahanan sel, metode induksi cairan, dan perbaikan wadah sel agar tidak mudah bocor," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Ketua Tim Bharatawijaya FT-UB, Daud Apriwaluyo, Kamis, mengaku Tim prototype mobil berbahan bakar reaksi kimia ini bersaing cukup sengit dengan sejumlah tim dari sembilan perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN-PTS), bahkan tim tersebut sempat panik.
"Posisi runner up yang kami raih berlangsung cukup dramatis, sebab di run pertama kami sempat didiskualifaksi karena ada yang tumpah. Namun, kami berusaa tetap fokus pada run kedua dan memutuskan mengganti reaksi stopping mobil. Dengan komposisi yang baru, akhirnya kami mampu meraih gelar juara II," kata Daud, di Malang.
Ia menguraikan dari jarak 11 meter yang ditargetkan panitia, Tim Spektronics berhenti di 11.01 meter, Tim Bharatawijaya 11.33 meter, dan Tim Nayaka 4.0 11.42 meter.
Kejuaraan yang berlangsung pada 23-24 APril 2016 di Surabaya itu diikuti 17 tim dari 9 PTN-PTS di Tanah Air. PTN-PTS itu di antaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Pembangunan Negara (UPN).
Selain itu, juga ada Politeknik Negeri Bandung, Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Brawijaya (UB), dan tuan rumah ITS. Pada kompetisi prototype mobil berbahan bakar alternatif nonmigas tersebut, sebagai Juara I adalah Tim Spektronics 11 dari ITS Surabaya dan Juara III adalah Tim Nayaka 4.0 dari Universitas Indonesia (UI).
Tim Bharatawijaya FT-UB digawangi oleh Wafiyatus Sholihah (Teknik Kimia), Moh. Roby Suhairi (Teknik Kimia), Muhammad Fatahila (Teknik Elektro), dan Muhammad Arsyil Kahaji (Teknik Elektro).
Selain menempati peringkat kedua, Tim Bharatawijaya juga mendapatkan penghargaan The Best Concept dari panitia. "Penghargaan ini diberikan karena reaksi stopping mobil Tim Bharatawijaya menggunakan teknik reaksi pengendapan yang belum pernah dipergunakan sebelumnya," ujar Daud.
Selain itu, reagen untuk stopping-nya juga dibuat dalam konsentrasi encer. "Kami benar-benar tidak menyangka berhasil mendapatkan penghargaan The Best Concept," ucapnya.
Sementara anggota Tim Bhawaratawijaya lainnya, Muhammad Fatahila mengaku senang dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih tersebut. Ia berjanji akan terus melakukan perbaikan untuk bertarung pada kompetisi-kompetisi serupa lainnya.
"Perbaikan dilakukan pada ketahanan sel, metode induksi cairan, dan perbaikan wadah sel agar tidak mudah bocor," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016