Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, siap menangani dampak semburan lumpur bercampur air dan gas di Desa Jari, Kecamatan Gondang, sepanjang ada permintaan dari Perhutani.

"Kami tidak bisa langsung menangani dampak semburan Jari, karena lokasinya di tanah kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis.

Ia menegaskan lokasi kawasan semburan di Jari, merupakan lahan persil Perhutani, yang dikerjakan warga di desa setempat.

"Tanah lokasi semburan bukan milik warga," ucapnya, menegaskan.

Oleh karena itu, menurut dia, dampak penanganan semburan Jari, yang harus kooperatif dari KPH Bojonegoro.

"Kalau memang ada permintaan KPH Bojonegoro,desa, atau kecamatan, kami siap membantu menangani dampak semburan lumpurnya," katanya.

Menurut dia, dampak yang perlu ditangani yaitu lumpur yang keluar dari semburan yang masuk ke Kali Keramat, di desa setempat, karena airnya dimanfaatkan untuk areal pertanian.

Kasi Trantib dan Linmas Kecamatan Gondang, Bojonegoro Eko Wage, menjelaskan semburan di Jari, yang semula airnya sudah jernih, kembali keruh, disebabkan hujan yang terjadi di kawasan setempat.

Sesuai data terakhir, lanjut dia, di lokasi semburan terdapat sedikitnya lima lokasi yang mengeluarkan gelembung gas cukup besar.

"Air di sepanjang Kali Keramat keruh, tapi setelah itu jernih, sebab di pertemuan dengan Kali Senganten, debit airnya besar dan jernih," paparnya.

Saat ini, ia memperkirakan debit semburan di Jari, berupa air bercampur lumpur berkisar 0,5-1 liter per detik.

Peneliti Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Dr. Jatmika Setiawan, menjelaskan penanganan semburan Jari bisa dilakukan dengan memisahkan air yang keluar dengan mengalirkan tersendiri, agar tidak masuk ke kolam gas.

Selain itu, lanjut dia, di lokasi semburan diberi trucuk bambu untuk mengamankan agar tanah tidak amblas.

"Kalau dikelola lokasi setempat bisa menjadi objek wisata api abadi ke-2 di Bojonegoro, setelah Kahyangan Api di Kecamatan Ngasem, karena gas yang keluar bisa dinyalakan," katanya.

Semburan lumpur bercampur air di Desa Jari, Kecamatan Gondang, diketahui warga pada 7 April, yang sebelumnya didahului dengan gempa di daerah setempat dengan kekuatan berkisar 2,5-4 skala Richter. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016