Kediri (Antara Jatim) - Ribuan perempuan berbusana kebaya dalam rangka peringatan Hari Kartini di Kediri, Jawa Timur,  memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
 
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbubparpora) Kota Kediri Nur Muhyar, Senin,  mengatakan peserta pemecahan rekor MURI sebanyak 10.000 orang dari  berbagai instansi negeri, swasta, pelajar, maupun masyarakat umum.
     
Dalam kegiatan itu, selain pemecahan rekor MURI baju kebaya, juga ada pameran produk UMKM, lomba cerdas cermat, lomba tumpeng serta kreasi makanan sehat, dan festival band yang diikuti oleh penyanyi dan band perempuan di Kediri. 
     
Peringatan Hari Kartini sekaligus pemecahan rekor MURI tersebut mendapat perhatian masyarakat Kediri yang membanjiri lokasi pelaksanaan pemecahan rekor tersebut.
    
"Kegiatan ini bukan hanya perayaan Hari Kartini dan bukan hanya memecahkan rekor, namun kami ingin teladani sosok Kartini sebagai pejuang emansipasi wanita," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menambahkan.
     
Wali Kota yang ditemui di lokasi pemecahan rekor MURI, Gedung Olahraga (GOR) Kota Kediri itu mengatakan presiden juga menekankan untuk melakukan revolusi mental, sehingga dengan meneladani sosok Ibu Kartini, para peserta bisa lebih memahami berbagai hal, termasuk memahami sosok keilmuan Kartini, spiritual, serta kesalahennya.
     
"Kami berharap memiliki anak didik, baik laki-laki dan perempuan yang secara karakter, spiritual, serta mental yang bagus," ujarnya.
     
Lebih lanjut, ia menambahkan dalam acara ini yang ditekankan adalah pendidikan karakter. Ia ingin agar wanita terlebih lagi anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa tidak hanya terpengaruh dengan dunia sinetron, tapi mempunyai karakter. 
     
"Pendidikan karater penting dan jangan sampai hanya mengenal sinetron. Kesalahena sosial harus juga harus dimiliki," tegasnya. 
     
Ia juga mengatakan, dalam acara ini sekaligus ingin mengenalkan potensi ekonomi dengan tenun ikat serta kain batik dari Kediri. Kain-kain itu bisa dibuat menjadi kebaya, sehingga bisa dipakai.
     
"Kami juga ingin mengenalkan pada adik-adik, yang belum pernah pakai kebaya, sekarang bisa menggunakan kebaya," katanya.  (*)
     

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016