Surabaya (Antara) - Mahasiswa dan pelajar Indonesia dari berbagai belahan dunia seperti Mesir, Eropa, Amerika, Jepang, India, dan sebagainya, menggelar Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) 2016 di Flinders University, South Australia pada 22-24 April 2016.

"Konferensi itu dibuka Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, Jumat(22/4)," kata Ketua Panitia KIPI Ahmad Kailani dalam surat elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu.

Ia mengungkapkan KIPI merupakan kegiatan pelajar-pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan berbagai negara yang digelar dua tahunan. "KIPI kali ini dilaksanakan di Australia," katanya.

Dalam sambutan pembukaan (22/4), Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema menilai tema kegiatan sangat tepat sekali dengan bicara tentang bagaimana dunia digital berkembang baik di Indonesia maupun di dunia melalui tema 'Digital Society towards the New Millenium: Maximising Opportunities'.

"Dengan memilih tempat konferensi di Australia, menjadi saat yang baik sekali bagi dua negara untuk saling belajar. Indonesia bisa belajar banyak dari Australia. Begitupun Australia bisa belajar banyak dari perkembangan yang terjadi di Indonesia. Misalnya program internet masuk pedesaan dan pedalaman," katanya.

Senada dengan itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedubes RI Prof Ronny Rachman Noor menyatakan konferensi ini merupakan salah satu kegiatan pelajar terbesar di Australia.

"Australia sangat kagum dengan kegiatan ini karena mahasiswa Indonesia sangat aktif jika dibandingkan dengan Negara-negara lain," terang Ronny.

Dari sisi diplomasi, lanjutnya, mahasiswa Indonesia berada di depan dalam hal budaya, bahasa dan lain-lain. "Wajah Indonesia di Australia tercermin dari aktivitas mahasiwa Indonesia di Australia," jelasnya.

Sementara itu, Presiden Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) cabang Australia Selatan Muhamad Maulana menyampaikan tujuan dan rekomendasi dari KIPI 2016.

"KIPI 2016 akan mempresentasikan hasil riset atau riset-riset yang sedang dikembangkan para pelajar Indonesia di berbagai belahan dunia, namun peserta juga merumuskan rekomendasi kepada Pemerintah RI terkait tata kelola digitalisasi  yang diikhtiarkan untuk kesejahteraan masyarakat," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016