Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur segera menggelar lomba deskripsi benda-benda cagar budaya yang ada di daerah tersebut, dengan tujuan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap sejarah lokal Tulungagung.
"Pendaftaran sudah kami buka sejak pertengahan Maret hingga 26 April ini untuk diseleksi awal," ujar Kasi Pelestarian Purbakala dan Museum Dindik Tulungagung Tri Nugraha di Tulungagung, Selasa.
Ia mengatakan, lomba dibuka untuk dua kategori, yakni pelajar SMA sederajat serta umum.
Untuk kelompok pelajar, lanjut Tri Nugraha, setiap sekolah diwajibkan mengirimkan dua wakil untuk mengikuti event bertema sejarah di Tulungagung tersebut.
"Untuk kelompok umum kami batasi 30 orang maksimal. Karena ini masih awal, konsep lomba kami buat sederhana dulu," ujarnya.
Tri memaparkan, ada sedikitnya 22 situs cagar budaya yang harus dipilih peserta untuk menjadi bahan deskripsi melalui tulisan.
Benda/situs atau bangunan cagar budaya itu antara lain Pendopo Kabupaten Tulungagung, Stasiun Kota Tulungagung, gedung Perusahaan Gula (PG) Modjopanggung, situs dwarapala di perbatasan Tulungagung, Museum Daerah Wajakensis, Candi Gayatri hingga situs Goa Pasir.
"Peserta diberi keleluasan memilih satu di antara 22 pilihan benda cagar budaya yang ditentukan panitia, untuk kemudian dibuatkan deskripsi yang bagus dan menarik sesuai fakta yang ada," katanya.
Dalam prosesnya, kata Tri Nugraha, peserta diwajibkan mengirimkan deskripsi dalam bentuk tulisan ke panitia lomba, untuk kemudian diseleksi menjadi tinggal 20-an nominator terbaik.
"Nominator terpilih inilah yang nantinya akan diberi kesempatan membacakan deskripsinya dengan batas waktu tertentu di hadapan tim juri dan audiens tamu undangan pada 3 Mei, untuk dipilih enam terbaik yang menerima hadiah," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Pendaftaran sudah kami buka sejak pertengahan Maret hingga 26 April ini untuk diseleksi awal," ujar Kasi Pelestarian Purbakala dan Museum Dindik Tulungagung Tri Nugraha di Tulungagung, Selasa.
Ia mengatakan, lomba dibuka untuk dua kategori, yakni pelajar SMA sederajat serta umum.
Untuk kelompok pelajar, lanjut Tri Nugraha, setiap sekolah diwajibkan mengirimkan dua wakil untuk mengikuti event bertema sejarah di Tulungagung tersebut.
"Untuk kelompok umum kami batasi 30 orang maksimal. Karena ini masih awal, konsep lomba kami buat sederhana dulu," ujarnya.
Tri memaparkan, ada sedikitnya 22 situs cagar budaya yang harus dipilih peserta untuk menjadi bahan deskripsi melalui tulisan.
Benda/situs atau bangunan cagar budaya itu antara lain Pendopo Kabupaten Tulungagung, Stasiun Kota Tulungagung, gedung Perusahaan Gula (PG) Modjopanggung, situs dwarapala di perbatasan Tulungagung, Museum Daerah Wajakensis, Candi Gayatri hingga situs Goa Pasir.
"Peserta diberi keleluasan memilih satu di antara 22 pilihan benda cagar budaya yang ditentukan panitia, untuk kemudian dibuatkan deskripsi yang bagus dan menarik sesuai fakta yang ada," katanya.
Dalam prosesnya, kata Tri Nugraha, peserta diwajibkan mengirimkan deskripsi dalam bentuk tulisan ke panitia lomba, untuk kemudian diseleksi menjadi tinggal 20-an nominator terbaik.
"Nominator terpilih inilah yang nantinya akan diberi kesempatan membacakan deskripsinya dengan batas waktu tertentu di hadapan tim juri dan audiens tamu undangan pada 3 Mei, untuk dipilih enam terbaik yang menerima hadiah," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016