Bojonegoro (Antara Jatim) - Semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, masih tetap stabil, tidak berubah, dibandingkan beberapa hari lalu, namun kawasan lokasi semburan lumpur semakin melebar. 
     
Sekretaris Kecamatan Gondang, Bojonegoro Basuki, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan debit semburan lumpur juga air yang keluar dari lokasi semburan lumpur di Desa Jari, tidak ada perubahan, dibandingkan beberapa hari lalu.
     
Pihak Polsek Gondang, lanjut Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan Desa Gondang, Waki, memperlebar garis polisi yang terpasang di lokasi semburan menjadi 50 meter persegi, yang semula 20 meter persegi.
     
Bahkan, menurut dia dia, warna keruh lumpur sudah terpantau sejauh 3 kilometer dari lokasi semburan, yang mengindikasikan lumpur sudah masuk Sungai Keramat di Desa Senganten, Kecamatan Gondang.
     
"Kalau air di bawahnya hanya keruh, tapi tidak mengindikasikan banyak lumpurnya," jelas dia, menegaskan.
     
Ditanya jumlah pengunjung, menurut Basuki, juga Waki, terus meningkat mencapai ratusan orang, baik warga lokal juga luar daerah, di antaranya, banyak dari kalangan pelajar. 
     
Oleh karena itu, petugas polsek, juga Satpol PP Kecamatan Gondang, dibantu masyarakat melakukan pengamanan kepada pengunjung.
     
"Sampai hari ini tidak ada pengunjung yang mengalami kejadian fatal, seperti pingsan atau sakit setelah dari lokasi semburan lumpur," tutur Waki.
     
Waki menceriterakan seorang warga di desanya mengambil lumpur, yang kemudian dibawa ke rumah.
     
"Lumpur sempat disimpan selama beberapa hari. Ketika dinyalakan, ternyata bisa menyala," jelas dia.
     
Ahli Tektonik Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Yogyakarta, Dr. Jatmika Setiawan, menegaskan semburan lumpur di Jari, Kecamatan Gondang, bisa menjadi Kahyangan Api ke-2 di Bojonegoro.
     
"Kalau kemarau air yang keluar dari semburan lumpur dan air akan berhenti, tapi kalau dinyalakan akan menyala, sebab masih ada gas yang keluar," paparnya. 
     
Sesuai laporan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung bahwa semburan lumpur di Jari, mengandung gas beracun Co2 sebesar 70 persen, H2S (Hidrogen Sulfida) 100 ppm, sedangkan ambang batas yang diperbolehkan 10 ppm. 
     
Selain itu, juga terdeteksi gas So2 (sulfur) sebesar 20 ppm, sedangkan ambang batas yang diperbolehkan 4 ppm, juga ditemukan gas metana, dan hidrokarbon sebesar 14  "Lower Explosive Limit" (LEL).
     
Dari hasil pengukuran suhu di lokasi semburan, yang mulai diketahui warga sejak 7 April lalu, mencapai 54 derajat selsius, yang disebabkan adanya letusan lumpur dari perut bumi. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016