Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nganjuk, Jawa Timur, yang memasang alat pengukur gempa (seismograf) di rumah warga, mendeteksi dua kali letupan di titik semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Bojonegoro. 

"Alat seismograf kami ambil Rabu (13/4). Berdasarkan data yang diperoleh selama kurun waktu itu terjadi dua kali letupan, tapi dengan skala kecil di bawah 1 skala richter," kata Kepala Stasiun BMKG Nganjuk, Jawa Timur, Chudori, Jumat.

Ia mengatakan, alat seismograf dipasang di sebuah rumah warga yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, pada Minggu (10/4).
     
Namun, ia mengaku tidak tahu pasti sumber dua kali letupan itu, karena terkait geologi bukan menjadi bidangnya.
     
"Yang jelas letupan itu bukan gempa. Kalau masalah geologi kami kurang paham, sehingga tidak tahu penyebab terjadinya letupan," katanya, menegaskan.
     
Sebelumnya, katanya, alat pengukur gempa yang terpasang di Gunung Pandan di Klangon, Kecamatan Saradan, Madiun,  menangkap kejadian beberapa kali gempa, selama 14 Februari-26 Februari.   
     
Alat seismograf yang terpasang, dengan jarak berkisar 6-7 kilometer dari lokasi semburan di Desa Jari Kecamatan Gondang itu, menangkap beberapa kali gempa, yang besarannya berkisar 2,5-4 skala richter.
     
"Tidak semua gempa yang terjadi dirasakan warga, sebab getarannya kecil sekali. Yang bisa dirasakan warga hanya berkisar 3-4 kali gempa," ucapnya, menegaskan.
     
Oleh karena itu, ia memperkirakan pemicu semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, yaitu gempa yang terjadi beberapa kali itu.
     
"Tapi pastinya kami kurang tahu," ujarnya.
     
Koordinator Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung, Dr. Igan S. Sutawidjaja, MSc., menjelaskan faktor terjadinya semburan lumpur bercampur air di kawasan setempat, dipengaruhi adanya letusan kantong lumpur di dalam tanah, yang pecah, disebabkan adanya desakan dari bawah.
     
Hanya saja, ia memperkirakan kedalaman letusan kantong lumpur, hanya seratusan meter, sehingga tidak membahayakan. Sesuai peta geologi, daerah setempat masuk sesar Selo Gajah, sehingga sangat dimungkinkan terjadi semburan. 
     
"Kejadian ini bisa disebut "mud volcano" atau bencana semburan lumpur, tapi kecil, dan tidak akan membesar seperti Lapindo Sidoarjo," jelas dia.
     
Semburan lumpur bercampur air di Desa Jari, Kecamatan Gondang, sejak 7 April lalu, didahului dengan gempa yang terjadi di daerah setempat. (*)

     

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016