Surabaya, (Antara Jatim) - Manager Humas PT KAI Daerah Operasional 8 Surabaya Suprapto mengatakan sebanyak 50 perjalanan kereta api (KA) setiap harinya melalui perlintasan Desa Tawangsari, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yakni lokasi yang menewaskan empat orang akibat kecelakaan KA.
      
"Lokasi terjadinya insiden kecelakaan mobil dengan KA Dhoho di perlintasan Desa Tawangsari, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (13/4) malam merupakan lokasi yang padat arus lalu lintas KA, sehingga perlu berhati-hati," ucap Suprapto di Surabaya, Jumat.
      
Secara rinci, kata Suprapto, 50 perjalanan KA itu terbagi dari 45 perjalanan pada pagi pukul 04.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB, dan dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB sebanyak 5 perjalanan KA yang terdiri dari 2 KA barang dan 3 KA penumpang. 
     
Suprapto menyebutkan sesuai undang-undang, alat keselamatan yang ada di perlintasan bukanlah alat utama, karena yang utama adalah kesadaran pengemudi atau masyarakat saat melintasi kawasan perlintasan.
     
"Ini yang terus gencar kita sosialisasikan, yakni mengenai kesadaran sebab masih banyak perlintasan KA yang tidak dijaga secara resmi seperti perlintasan di Kawasan Desa Tawangsari, Sidoarjo," katanya.
     
Suprapto menyebutkan, di wilayah Daop 8 Surabaya ada sebanyak 782 titik perlintasan, rinciannya 144 dibawah pengawasan Daop 8 dan dijaga oleh pihak PT KAI, 35 dijaga oleh pihak selain PT KAI, serta sisanya sebanyak 603 palang pintu tidak terjaga, atau dijaga secara sukarela.
    
"Oleh karena itu, kesadaran saat melintasi kawasan perlintasan KA adalah yang utama, sebab rambu yang ada itu hukumnya 'sunnah'," ucapnya.
     
Sebelumnya, terjadi kecelakaan antara mobil Toyota Kijang Innova Nopol L 1649 RK dengan KA Rapih Dhoho di perlintasan Desa Tawangsari Kecamatan Taman, Sidoarjo. 
    
Akibatnya, empat penumpang tewas karena mobil terseret keluar rel hingga jarak 700 meter, dan mengalami hancur di bagian bodi samping, serta penumpang sempat kesulitan dievakuasi karena posisinya terjepit.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016