Bojonegoro, (Antara Jatim) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan semburan air bercampur lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang yang mulai terjadi sehari lalu, mengandung gas beracun "H2S" (Hidrogen Sulfida) sebesar 1 ppm.

"Gas H2S yang keluar di lokasi semburan lumpur itu, membahayakan manusia, karena di atas ambang batas yang ditentukan," kata Kepala Bidang BLH Pemkab Bojonegoro Hari Susanto, di Bojonegoro, Jumat.

Sesuai ketentuan, katanya, gas H2S (Hidrogen Sulfida) yang diperolehkan atau tidak membahayakan manusia sebesar 0,003 ppm.

"Meski demikian, gas H2S itu, menjadi tidak berbahaya bagi manusia, karena lokasinya jauh dari pemukiman warga," jelasnya.

Dengan demikian, katanya, pengaruh gas H2S yang keluar itu, sudah hilang terbawa angin ketika sampai dilingkungan pemukiman warga.

Lebih lanjut ia menjelaskan semburan air bercampur lumpur itu, diketahui warga di desa setempat, Kamis (7/4) sekitar pukul 01.00 WIB. Sebelumnya warga mendengar ada suara ledakan seperti gempa.

Seketika itu, sejumlah warga mencari arah lokasi sumber ledakan dan mengetahui ada semburan air bercampur lumpur muncul dari dalam tanah milik warga dengan diameter 30 centimeter, dengan semburan sekitar 2 meter.

"Semburan air bercampur lumpur di lokasi desa setempat pagi tadi sudah mengecil. Tapi, di lokasi lainnya ke arah barat daya dari lokasi semburan pertama, juga muncul semburan serupa, bahkan lebih besar," paparnya.

Yang jelas, menurut dia, Tim BLH sudah turun ke lokasi untuk mengambil contoh semburan air bercampur lumpur untuk dilakukan uji laboratorium di Mojokerto.(*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016