Surabaya, (Antara Jatim) - Sedikitnya 2.800 calon jamaah umroh asal Jatim terancam tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci, karena Kedutaan Besar Saudi Arabia (KBSA) di Jakarta belum mengeluarkan stiker visa, yang menjadi salah satu syarat berangkat umroh.
"Ada ribuan calon jamaah umroh yang terancam tertunda keberangkatannya. Karena stiker visa umroh yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi masih belum dikirimkan ke Indonesia," ucap Sekjen Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Asosiasi Muslim Penyelengara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim Fauzy Mahendra, di Surabaya, Selasa.
auzy mengaku, hingga kini masih menunggu konfirmasi dari KBSA di Jakarta, dan ribuan jamaah yang terancam tertunda keberangkatannya adalah yang berangkat pada Rabu (6/4).
"Kami sebenarnya sudah mendapatkan kabar, bahwa KBSA akan mengeluarkan stiker visa bagi jemaah umrah Indonesia termasuk wilayah Jatim, namun belum pasti. Hal ini juga mengancam pengusaha travel akan mengalami kerugian cukup besar karena harus menanggung beban biaya akomodasi dan transportasi jemaah umrah yang sebelumnya telah batal berangkat," ucapnya.
Fauzy mengaku, apabila dikalkulasi total kerugiannya hampir mencapai Rp130 miliar. Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah bisa memihak pengusaha travel.
"Sebab jika sampai terjadi pembatalan, para pengusaha travel akan mengalami kerugian cukup besar," katanya.
Fauzy menyebutkan, kontribusi pengusaha travel dan para jemaah umrah kepada pemerintah cukup besar, karena setiap para calon jemaah umrah juga dikenakan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah.
"Jumlah para jemaaah umroh yang melakukan ibadah ke Tanah Suci setiap tahunnya selalu meningkat. Untuk itu, kami selaku pengusaha travel meminta pemerintah untuk lebih bersinergi dengan para pengusaha travel umroh," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Ada ribuan calon jamaah umroh yang terancam tertunda keberangkatannya. Karena stiker visa umroh yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi masih belum dikirimkan ke Indonesia," ucap Sekjen Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Asosiasi Muslim Penyelengara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Jatim Fauzy Mahendra, di Surabaya, Selasa.
auzy mengaku, hingga kini masih menunggu konfirmasi dari KBSA di Jakarta, dan ribuan jamaah yang terancam tertunda keberangkatannya adalah yang berangkat pada Rabu (6/4).
"Kami sebenarnya sudah mendapatkan kabar, bahwa KBSA akan mengeluarkan stiker visa bagi jemaah umrah Indonesia termasuk wilayah Jatim, namun belum pasti. Hal ini juga mengancam pengusaha travel akan mengalami kerugian cukup besar karena harus menanggung beban biaya akomodasi dan transportasi jemaah umrah yang sebelumnya telah batal berangkat," ucapnya.
Fauzy mengaku, apabila dikalkulasi total kerugiannya hampir mencapai Rp130 miliar. Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah bisa memihak pengusaha travel.
"Sebab jika sampai terjadi pembatalan, para pengusaha travel akan mengalami kerugian cukup besar," katanya.
Fauzy menyebutkan, kontribusi pengusaha travel dan para jemaah umrah kepada pemerintah cukup besar, karena setiap para calon jemaah umrah juga dikenakan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah.
"Jumlah para jemaaah umroh yang melakukan ibadah ke Tanah Suci setiap tahunnya selalu meningkat. Untuk itu, kami selaku pengusaha travel meminta pemerintah untuk lebih bersinergi dengan para pengusaha travel umroh," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016