Tulungagung (Antara Jatim) - Perum Perhutani berjanji bakal menata ulang para pedagang kaki lima yang mulai bertebaran di sekitar jakur lintas selatan (JLS) wilayah Besuki Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, karena dianggap tidak sejalan dengan konsep tata ruang kehutanan.

"Nanti pada akhirnya akan dilakukan penataan ulang kawasan," kata Kepala Perum Perhutani KPH Blitar Haris Suseno di Tulungagung, Selasa.

Saat ini, kata dia, perhutani memang tidak melakukan tindakan apapun terkait kemunculan secara sporandis pedagang kaki lima di sepanjang jalur JLS Kecamatan Besuki yang masuk kawasan perhutani.

Kendati pasif, Haris memastikan jajaran petugasnya di lapangan aktif mengawasi demi mencegah munculnya bangunan liar di sekitar JLS yang merupakan lahan hutan negara.

"Kami menghargai pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar JLS dengan aneka produk khas daerahnya seiring tingginya kunjungan wisatawan lokal di jalur baru tersebut. Tapi tetap, semua tidak boleh bertabrakan dengan konsep konservasi lingkungan," ujarnya.

Haris memperkirakan, penataan kawasan yang menjadi sentra kuliner ataupun perdagangan industri kreatif di jalur lintas selatan setempat akan dibahas bersama pemerintah daerah, setelah pebangunan selesai.

Salah satu yang akan diusulkan perhutani untuk menampung aspirasi dan ekonomi kreatif masyarakat itu menurut Haris adalah pembangunan beberapa "rest area" atau semacam pujasera (pusat jajanan serba ada) di beberapa titik JLS.

"Itu solusi yang paling mungkin dilakukan agar pertumbuhan dan keberadaan pedagang kaki lima di sepanjang jalur JLS tidak berdampak kerusakan lingkungan," ucapnya.

Bupati Tulungagung Syahri Mulyo menanggapi positif wacana penataan kawasan perekonomian di sepanjang jalur JLS daerah itu yang sekarang mulai ramai.

"Melalui perangkat di tingkat kecamatan dan desa kami juga sudah memberi arahan agar para pedagang di sepanjang jalur JLS dilakukan pembinaan. Kelak ke depan harus didilakukan penataan agar tidak semrawut," imbuhnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016