Surabaya (Antara Jatim) - Perum Perhutani Divisi Regiona Jawa Timur (Jatim) memprioritaskan Kabupaten/Kota Malang sebagai destinasi wisata yang berwawasan lingkungan atau ekowisata dengan mengembangkan 25 titik "ecotourism" di wilayah itu.
Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jatim, Andi Purwadi di Surabaya, Rabu, mengatakan pihaknya saat ini sedang mengembangkan 25 titik ekowisata yang tersebar di Kabupaten/Kota Malang sebagai kawasan wisata alam yang ramah lingkungan.
"Pengembangan Malang sebagai kawasan ekowisata ini sejalan dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berpotensi menarik kedatangan turis-turis asing ke Jatim untuk berkunjung ke wisata ramah lingkungan," katanya ketika ditemui Antara di kantornya.
Ia mengakui destinasi wisata di Kabupaten/Kota Malang memiliki keunikan tersendiri, sehingga Perum Perhutani Jatim serius dalam memanfaatkan potensi tanpa mengesampingkan wilayah lain serta tetap menjaga alam di sekitar 25 titik agar tidak terdegradasi lagi.
"Dari 25 titik yang dikembangkan, salah satunya hutan payau dengan varietas yang seragam, seperti Pantai Bajul Mati, Tiga Warna, atau Goa China tetapi jika di Pantai Balaikambang, Kabupaten Malang, terdapat banyak variasinya, sehingga bukan hutan payau yang homogen," ujarnya.
Sebagian besar dari puluhan pengunjung di pantai melakukan snorkeling, menikmati taman laut dan ikan hias pada kedalaman sekitar 3 meter. Dalam setahun terakhir, Pantai Tiga Warna selalu dipenuhi pengunjung, jika tidak dibatasi hanya 100 orang per hari, namun pengunjung bisa membeludak di akhir pekan.
"Untuk sementara memang kami kelola sendiri ini, namun kami tetap bekerja sama dengan pemerintah daerah dan membuka diri terhadap investor. Saat ini, Perum Perhutani Jatim bersama para stakeholder juga sedang berkonsentrasi terkait infrastruktur menuju destinasi wisata," kata dia.
Andi menuturkan bahwa jika jalur lingkar selatan (JLS) di Jatim telah rampung, maka potensi-potensi wisata di Jatim akan semakin baik. Selain itu, pihaknya juga ingin memberdayakan kualitas hidup masyarakat sekitar destinasi wisata.
"Dengan adanya LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Kami akan membina, seperti membuat karang taruna atau kelompok-kelompok yang nantinya akan kami jadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jatim, Andi Purwadi di Surabaya, Rabu, mengatakan pihaknya saat ini sedang mengembangkan 25 titik ekowisata yang tersebar di Kabupaten/Kota Malang sebagai kawasan wisata alam yang ramah lingkungan.
"Pengembangan Malang sebagai kawasan ekowisata ini sejalan dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berpotensi menarik kedatangan turis-turis asing ke Jatim untuk berkunjung ke wisata ramah lingkungan," katanya ketika ditemui Antara di kantornya.
Ia mengakui destinasi wisata di Kabupaten/Kota Malang memiliki keunikan tersendiri, sehingga Perum Perhutani Jatim serius dalam memanfaatkan potensi tanpa mengesampingkan wilayah lain serta tetap menjaga alam di sekitar 25 titik agar tidak terdegradasi lagi.
"Dari 25 titik yang dikembangkan, salah satunya hutan payau dengan varietas yang seragam, seperti Pantai Bajul Mati, Tiga Warna, atau Goa China tetapi jika di Pantai Balaikambang, Kabupaten Malang, terdapat banyak variasinya, sehingga bukan hutan payau yang homogen," ujarnya.
Sebagian besar dari puluhan pengunjung di pantai melakukan snorkeling, menikmati taman laut dan ikan hias pada kedalaman sekitar 3 meter. Dalam setahun terakhir, Pantai Tiga Warna selalu dipenuhi pengunjung, jika tidak dibatasi hanya 100 orang per hari, namun pengunjung bisa membeludak di akhir pekan.
"Untuk sementara memang kami kelola sendiri ini, namun kami tetap bekerja sama dengan pemerintah daerah dan membuka diri terhadap investor. Saat ini, Perum Perhutani Jatim bersama para stakeholder juga sedang berkonsentrasi terkait infrastruktur menuju destinasi wisata," kata dia.
Andi menuturkan bahwa jika jalur lingkar selatan (JLS) di Jatim telah rampung, maka potensi-potensi wisata di Jatim akan semakin baik. Selain itu, pihaknya juga ingin memberdayakan kualitas hidup masyarakat sekitar destinasi wisata.
"Dengan adanya LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Kami akan membina, seperti membuat karang taruna atau kelompok-kelompok yang nantinya akan kami jadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016