Surabaya (Antara Jatim) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur mengajak Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) untuk membentengi santri putri guna mencegah masuknya peredaran narkoba ke pesantren.

"Selain pelajar, santri adalah sasaran untuk pencegahan peredaran narkoba," kata Kasi Pencegahan BNNP Jatim, Danang Sumiharjo, dalam peringatan Hari Lahir Ke-61 IPPNU (20/3), sebagaiman siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Senin.

Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya kerja sama antara seluruh lembaga di Jawa Timur untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba di seluruh pelosok Jawa Timur, termasuk dengan IPPNU untuk kalangan santri putri.

"Bentuk aksi nyata BNNP Jatim selama ini antara lain penerapan kurikulum integrasi antinarkoba, aksi sekolah bersih narkoba, program ini diberikan kepada siswa SMP dan SMA sederajat di Jawa Timur," katanya.

Namun, santri juga termasuk elemen masyarakat yang harus dibentengi dan diberikan pemahaman tentang narkoba.

"Isu tentang penggunaan narkoba untuk berzikir di beberapa pesantren menjadikan bahwa pesantren perlu dibina dan dipahamkan tentang narkoba, karena pada kenyataannya santri tidak mengetahui bahwa obat yang dikonsumsi selama ini adalah ekstasi," katanya.

Dalam acara yang digelar di Gedung PWNU Jawa Timur itu, ia menyatakan perlu adanya keseimbangan pemahaman dari siswa, santri dan masyarakat dalam pemberdayaan persepsi tentang narkoba.

"Skala peningkatan penyalahgunaan narkoba dibandingkan dengan jumlah penduduk di Jawa Timur mencapai 2,02 persen dalam kurun waktu lima tahun dengan jumlah korban mencapai 542.919 jiwa," katanya.

Di hadapan perwakilan peserta dari Surabaya, Banyuwangi, Bangil, Sampang, Pasuruan, Kediri, Blitar, dan sebagainya, ia berharap IPPNU se-Jatim dapat meningkatkan peran pelajar dan santri putri dalam memberantas dan memberikan pemahaman terhadap penyalahgunaan narkoba di sekolah dan pondok pesantren terdekat.

Apalagi, program pemberdayaan pesepsi tentang narkoba akan masuk ke lapisan masyarakat dengan bekerja sama dengan muspida dan muspika terkait program kampung atau desa waspada narkoba.

"Pengembangan program pemahaman masyarakat terhadap narkoba akan lebih dekat pada masyarakat dengan penerapan kerja sama untuk kampung atau desa waspada narkoba," ujarnya.

Ia menambahkan narkoba harus diberantas dengan kesadaran masyarakat dan dilakukan secara bersama, karena itu IPPNU se-Jatim diharapkan menular informasi yang didapat kepada tetangganya.

"Misalnya, informasi tentang rehabilitasi penyalahgunaan narkoba yang diberikan kepada pengguna yang mau melaporkan dirinya ke BNNP akan mendapat fasilitas gratis dalam penyembuhan kecanduan narkoba," katanya. (*)

Pewarta: Hesty Putri Utami

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016