Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga gabah kering panen (GKP) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai merangkak naik hingga mencapai Rp3.800 per kilogram, yang sebelumnya berkisar Rp3.400-Rp3.500 sejak tiga hari lalu.
     
Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Purwadi, harga gabah kering panen Rp3.800 per kilogram  itu merupakan harga pembelian di tingkat petani, yang dilakukan para pedagang.
     
Oleh karena itu, ia tidak berani melakukan pembelian gabah di daerahnya , sebab harga di tingkat petani di atas harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp3.700 per kilogram KGP.
     
"Kami dihubungi petugas Bulog Subdivre III Bojonegoro untuk membeli gabah langsung dari petani, beberapa hari lalu. Hanya saja, harga gabah di daerah kami keburu naik di atas HPP," jelas dia.
     
Selain itu, menurut dia, panen tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, juga Kecamatan Baureno, sudah hampir habis.
     
"KTNA bekerja sama dengan bulog dalam pengadaan untuk membeli gabah langsung ke petani. Tapi, di kecamatan lainnya,  KTNA juga belum melakukan pembelian gabah," ujarnya.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan harga gabah di sejumlah desa di Kecamatan Balen, Temayang, Sumberrejo, juga kecamatan lainnya, di wilayah selatan masih berkisar Rp3.400-Rp3.500 per kilogram GKP.
     
"Tapi pembelinya kebanyakan pedagang," ucapnya, menegaskan.
     
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari, yang dimintai konfirmasi membenarkan tengkulak yang kebanyakan melakukan pembelian gabah, pada panen tanaman padi di sejumlah kecamatan.
     
"Sangat mungkin tenaga panen diintimidasi tengkulak dan diborong mereka, sehingga petani terlambat panen, yang tujuan utamanya menghalangi pembelian oleh bulog," jelas dia.
     
Oleh karena itu, ia meminta seluruh penyuluh pertanian di wilayah kerjanya, gapoktan, juga jajaran perangkat desa, dan jajaran Kodim 0813, mencegah petani menjual gabahnya kepada tengkulak.
     
Petugas yang terlibat dalam pengadaan, lanjut dia,harus mampu meyakinkan kepada petani bahwa akan lebih untung kalau gabahnya dibeli bulog, dibandingkan dibeli tengkulak.
     
"Penyerapan gabah yang dikuasai tengkulak berkisar Rp3.000-Rp3.300 per kilogram GKP," ucapnya.
     
Ia menyebutkan di daerahnya terdapat tanaman padi seluas 21.000 hektare yang panen pada Maret, selain itu, juga seluas 43.000 hektare panen April. (*)



Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016