Jember (Antara Jatim) - Mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur, meminati usaha di bidang kuliner dan hal tersebut dibuktikan dengan 33 usulan usaha yang lolos mendapatkan Program Wirausaha Mahasiswa (PWM) di kampus setempat.

"Pada tahap awal tercatat 300-an proposal usaha yang masuk, namun setelah dilakukan tahapan seleksi pertama yang lolos sebanyak 95 peserta, kemudian tahap kedua yang lolos 33 peserta," kata anggota Task Force PMW Universitas Jember (Unej) 2015, Dewi Prihatini di sela-sela monitoring dan evaluasi peserta PWM 2015 di Jember, Kamis.

Beberapa usaha kuliner yang diajukan mahasiswa seperti Seblak Abah Pasundan, P-Best (Pentol Berselimut), Roti Pasir, SITIK (Nasi Stik) dan deretan usaha dengan nama unik nan kreatif lainnya.

"Dalam PMW 2015, seluruh mahasiswa yang lolos seleksi telah mendapatkan bantuan modal sesuai dengan yang mereka ajukan. Saat ini mereka sudah dalam proses menjalankan usaha sesuai dengan proposal yang diajukan," tuturnya.

Setiap penerima bantuan modal, lanjut dia, wajib melaporkan perkembangan usaha yang mereka jalankan secara berkala, bahkan untung ataupun rugi, mereka wajib melaporkan pada tim selaku tim Monev karena mereka punya kewajiban melakukan pengembalian modal.

"Saat ini tren mahasiswa terjun dalam dunia usaha kuliner meningkat karena dalam usaha kuliner relatif tidak diperlukan banyak modal yang harus diinvestasikan," ucap dosen Fakultas Ekonomi Unej itu.

Dengan modal Rp500.000, mereka sudah bisa memulai usaha kuliner yang mereka inginkan dan itu sudah termasuk peralatan dan bahannya, sehingga hal tersebut cukup ekonomis bagi kantong mahasiswa.

"Usaha kuliner memang selalu banyak peminat karena bisnis makanan itu tidak ada matinya dan semua orang butuh makanan, baik makanan utama atau camilan," ujarnya menambahkan.

Salah seorang penerima bantuan dana PMW 2015, Mika Novilianingtyas mengaku memilih bisnis bidang kuliner karena dipandang sebagai usaha yang menjanjikan dan bisnis makanan adalah bisnis yang tidak akan ada matinya.

Mika bersama dua orang kawannya sepakat memulai usaha kuliner "Seblak Abah Pasundan" dengan modal Rp4 juta yang didapat dari PMW 2015.

"Di Jember belum banyak yang menjual seblak karena makanan tersebut asli Pasundan dan kebetulan teman kami paham betul mengenai masakan seblak, selanjutnya kami modifikasi baik dari rasa maupun topping-nya dan jadilah seblak yang enak, nikmat dan mantap," tutur mahasiswa Fakultas Sastra Unej itu.

Ia mengatakan pilihan membuka usaha seblak juga didorong ketersediaan bahan baku yang berlimpah, sehingga memudahkan dalam proses produksi, bahkan dalam sehari mampu memproduksi 30-40 porsi seblak dengan omset rata-rata Rp300.000 - Rp400.000.

"Setiap porsi kami jual dangan harga Rp6.000 hingga Rp10.000, tergantung dengan topping dan ukuran porsi yang diinginkan. Alhamdulillah, selama ini tidak pernah kosong dari pesanan," katanya.*

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016