Malang (Antara Jatim) - Mahasiswa asal Singapura dan Jepang yang sedang menempuh pendidikan program belajar cepat (Learning Express, LEx) di Universitas Muhammadiyah Malang mengikuti kuliah kerja nyata yang difokuskan untuk membantu pelaku usaha kecil menengah di Kota Batu.

Asisten rektor bidang kerja sama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Soeparto di Malang, Jawa Timur, Selasa, menyatakan LEx adalah program yang sangat bagus untuk melatih berfikir dan bekerja kreatif mahasiswa.

"Berfikir apa yang belum difikirkan oleh orang-orang pada umumnya, mahasiswa dibebaskan mengeluarkan idenya, mahasiswa akan terlatih dan punya keberanian serta tidak takut berbuat kesalahan," kata Soeparto.

Dalam program LEx ini, lanjut Soeparto, yang diberikan pendidikan bukan hanya para peserta saja, namun juga memberdayakan masyarakat desa. Ada tiga unit usaha kecil menengah (UKM) yang akan dijadikan proyek untuk diselesaikan permasalahannya, yakni perusahaan tahu, tanaman organik dan pemotongan ayam.

Output dari LEx nantinya adalah membuat solusi berserta prototype-nya. Nantinya, produksi alat yang sesungguhnya akan dibuat di Jepang pada September. Setelah diproduksi alat tersebut diberikan kepada unit UKM tersebut.

Program kuliah kerja nyata (KKN) bersama UMM dengan mahasiswa asing ini merupakan kegiatan sosial antarkampus antarnegara yang sudah digelar UMM sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya UMM hanya bekerja sama dengan Singapore Politechnic (SP), namun kali ini diperluas jaringannya, yakni mengajak dua kampus di Jepang, Kanazawa Technical College serta Kanazawa Institute of Technology.

Keempat universitas, yakni UMM, dua kampus dari Jepang dan satu kampus dari Singapura dengan jumlah mahasiswa yang diterjunkan sebanyak 68 orang itu bersama-sama melakukan LEx di Desa Temas, Kota Batu, mulau 14 hingga 24 Maret 2016..

Ke-68 mahasiswa yang tergabung dalam program LEx ini diajari tentang Design Thinking, yakni cara berfikir untuk menyelesaikan masalah dengan cepat dan menemukan solusi yang unik dan tepat. Selain itu, mahasiswa juga terjun langsung ke desa untuk mengamati permasalahan, kemudian mendiskusikan dan mencari solusinya, baru kemudian membuat prototype sebagai solusi dan dipamerkan.

Sementara itu, perwakilan dari Kanazawa Technical College, Aki Hiro Tsuda menyatakan LEx sangatlah spesial. "Dalam proses pembelajaran ke depan akan ada perbedaan pendapat, sudut pandang dan opini, sehingga mahasiswa akan sangat terlatih dalam menyelesaikan permasalahan bersama," ucapnya.

Senada dengan Tsuda, perwakilan dari Singapore Politechnic, Mario Ocampolojorca juga mengatakan bahwa program ini bisa dikatakan celebrate differences. Sebab, terdapat empat universitas yang akan digabung dan dipecah menjadi tiga kelompok yang sebelumnya tidak saling mengenal.

"Nanti tentu banyak perbedaan pendapat, namun saya yakin peserta bisa belajar banyak dan akan menghormati pendapat satu sama lain," ujarnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016