Surabaya, (Antara Jatim) - PT Petrokimia Gresik memberikan bantuan instalasi biogas kepada peternak sapi di wilayah Jombang, Jawa Timur, yakni instalasi yang memanfaatkan kotoran ternak menjadi sumber energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga.

Sekretaris Perusahaan Petrokimia Gresik Wahyudi, Selasa mengatakan bantuan instalasi senilai Rp31 juta itu merupakan bagian dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) perusahaan BUMN tersebut ke mitra binaan.

"Saya berpesan agar bantuan instalasi biogas ini dapat dirawat dengan baik dan bermanfaat bagi kelompok ternak Usaha Bersama di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Jombang," kata Wahyudi di Surabaya.

Ia berharap, bantuan ini juga dapat menjadi percontohan warga sekitar dan bisa diterapkan di tempat lain, sebab pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK) juga mendorong peternak untuk memanfaatkan kotoran ternaknya sebagai biogas.

Wahyudi menjelaskan, secara teknologi prinsip pembuatan instalasi biogas memanfaatkan gas metana yang terkandung dalam kotoran ternak, kemudian ditampung dalam tangki atau biodigester yang tertutup rapat.

"Saat berada di dalam tangki, kotoran ternak itu dicampur dengan air untuk mempercepat proses keluarnya gas metana, dan tekanan gas ini ditampung ke dalam sebuah tabung yang kemudian disalurkan ke kompor-kompor warga melalui pipa," ucapnya.

Sementara, manfaat instalasi biogas tersebut yakni masyarakat tidak perlu menebang atau mencari kayu sebagai bahan bakar, sebab proses memasak bisa lebih bersih karena tidak ada asap dengan menggunakan biogas.

Selain itu, tidak ada kotoran ternak yang terbuang sia-sia karena dimanfaatkan, sehingga relatif lebih aman dari bahaya kebakaran. Sedangkan sisa pembakaran dari kotoran biogas, dapat pula dijadikan pupuk organik.

Menanggapi bantuan itu, Ketua Kelompok Usaha Bersama Sudarmo mengakui selama ini kotoran ternak terbuang sia-sia, namun dengan adanya bantuan dari Petrokimia kini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.

"Saat ini, kelompok ternak kami memiliki sembilan ekor sapi yang kotorannya menjadi sumber bahan baku biogas. Jumlah ini mampu menghidupi kompor di lima rumah anggota saya," katanya.

Sudarmo mengaku, kebutuhan hidupnya dan para kelompok ternak kini menjadi lebih ringan karena tidak usah membeli gas elpiji, sehingga biaya rumah tangga dapat dihemat dan digunakan untuk keperluan lainnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016