Surabaya (Antara Jatim) - PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III bertekad menekan proses bongkar muat di pelabuhan (dwelling time) dan "waiting time" dengan menggunakan aplikasi sebagai bentuk pengembangan pelabuhan berteknologi informasi, untuk menuju pelabuhan berstandar global.

"Kami menggunakan aplikasi berbasis teknologi iformasi sejak tahun 2015, sedangkan penerapannya telah mencapai dua tahap bagian utama, yaitu front end dan back end agar waktu tunggu kapal (`waiting time`) dan `dwelling time` bisa teratasi," kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto usai Rapat Kerja Tahunan Pelindo III di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengatakan penerapan pada bagian front end berupa Aplikasi Peti Kemas, Aplikasi Non Peti Kemas, dan Aplikasi Jasa Pelayanan Kapal. Selain itu ada juga aplikasi bernama Spiner yang digunakan kegiatan bongkar muat peti kemas.

"Spiner ini nanti untuk diterapkan di berbagai pelabuhan supaya meningkatkan bongkar muat dengan peti kemas yang lebih efisien. Pelabuhan-pelabuhan tersebut yaitu Tanjung Perak, Lembar, Benoa, Kumai, Sampit, Bima, Maumere, Batulicin, Waingapu, Ende, Kalabahi, Bumiharjo, dan Badas yang tersebar di tujuh provinsi," jelasnya.

Menurut dia, ada pun aplikasi yang diterapkan yaitu Aplikasi Bongkar Muat Non Peti Kemas bernama Gen-C dan Aplikasi Pelayanan Jasa Kapal (PMIS) yang akan diterapkan hampir di seluruh pelabuhan yang dikelola Pelindo III pada Juni tahun ini.

"Penerapan ketiga aplikasi tersebut akan menghubungkan antarpelabuhan, sehingga proses bisnis akan semakin efektif dan efisien, karena persaingan bisnis maritim semakin ketat. Namun seharusnya jika seluruh pelabuhan utama bisa saling terkoneksi melalui teknologi informasi, maka akan menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia," paparnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan dalam penerapan aplikasi berbasis teknologi informasi itu tidak hanya digunakan untuk aplikasi operasional, melainkan pada bagian back end juga akan diterapkan aplikasi "Enterprise Resource Planning" (ERP) produk dari "System Analysis and Program Development" (SAP).

"Dengan produk SAP yaitu sistem yang mengintegrasikan berbagai bagian dari proses bisnis, maka terdapat delapan modul yang akan diaplikasikan, yaitu Human Capital Management (SAP HCM). SAP HCM berguna mengelola sumber daya manusia mulai dari rekrutmen, pengembangan karyawan, hingga mengelola masa pensiun dan fasilitas Employee Self Service (ESS)," tuturnya.

Selain itu, lanjutnya pun ada "Finance and Controlling" (SAP FICO) yang mampu mengelola seluruh aktivitas keuangan, mulai laporan keuangan hingga laporan manajemen. Dari penerapan dua modul tersebut akan mendukung penerapan aspek akuntabilitas perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Project Manager ERP Pelindo III, Abdul Rofid Fanany menjelaskan salah satu modul lain adalah Business Intelligence (SAP BW) yang menjadi bagan sistem manajemen untuk menampilkan kinerja keuangan dan operasional Pelindo III berdasarkan pergerakan data.

"Selain itu juga ada modul untuk memonitor proyek investasi, memonitor pemeliharaan aset, melakukan penyusunan anggaran, mencatat transaksi bisnis properti, hingga pengadaan barang dan jasa," terangnya.

Vice President dan Managing Director SAP Indonesia, Megawaty Khie menambahkan dengan SAP S/4HANA yaitu produk terbaru yang dibangun diatas peron memori dapat menjalankan aplikasi-aplikasi bisnis inti yang memungkinkan.

"Kami bekerja sama dengan SAP dalam mengoperasikan solusi SAP S/4HANA yang membantu mendigitalisasi operasi perusahaan secara menyeluruh, mendukung terjadinya transformasi digital secara terus-menerus, berulang, dan terukur di seluruh lingkungan perusahaan," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016