Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir mengalami peningkatan cukup tajam, tapi masih di bawah siaga banjir.
     
"Hujan deras di sepanjang daerah aliran (DAS) Bengawan Solo, sehari lalu, mengakibatkan ketingian air Bengawan Solo hilir, meningkat tajam," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Suyanto, Rabu.
     
Namun, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di hilir, mulai Bojonegoro, Tuban, sampai Lamongan, masih di bawah siaga banjir, karena kondisi sungai terpanjang di Jawa, di daerah hilir, sebelumnya dalam keadaan kosong.
     
"Ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro  sekarang 10,57 meter, pukul 06.00 WIB (siaga I-13,00 meter). Sebelumnya, hanya sekitar 10,00 meter," jelas dia.
     
Begitu pula, lanjut dia, Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer, juga masih di bawah siaga banjir, dengan ketinggian 25,00 meter, Rabu pukul 06.00 WIB.
     
"Ketinggian sebelumnya sekitar 23,00 meter," ucapnya. 
     
Di daerah hilir, katanya, ketinggian air Bengawan Solo, mulai Tuban, Babat, Lamongan, juga meningkat, tapi masih di bawah siaga banjir.
     
Ia mengaku tidak menerima laporan ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, juga Ngawi.
     
"Biasanya kalau tidak ada laporan masuk, ya, tidak ada kenaikan air Bengawan Solo di daerah hulu, yang siginifikan," ucapnya.
     
Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, menjelaskan pemantauan ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, tetap dilakukan, dengan pertimbangan curah hujan masih tinggi selama Februari.
     
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, katanya, curah hujan selama Maret, juga tidak jauh berbeda dengan Februari.
     
"Banjir luapan Bengawan Solo masih berpeluang terjadi di daerah hilir, Jawa Timur," katanya, menegaskan.
     
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, menjelaskan berbagai kebutuhan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang di daerahnya, sudah dilakukan.
     
"Kalau memang terjadi banjir, baik banjir biasa, sedang atau besar kita sudah siap," ucapnya, menegaskan. 

 Berdasarkan pemetaan BPBD, daerah rawan banjir luapan Bengawan Solo, dan bandang, sedikitnya lokasinya di 47 desa yang tersebar di 13 kecamatan, antara lain, Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Malo, Kota, Balen, Kanor, Baureno, Temayang dan Kedewan. (*)




Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016