Bojonegoro (Antara Jatim) - Jembatan di Ngindung, di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Kabupaten
Bojonegoro, Jawa Timur, longsor di tengah jembatan dengan diameter tiga
meter, disebabkan tergerus arus air pengaruh hujan yang terjadi dalam
beberapa hari terakhir.
Bojonegoro, Jawa Timur, longsor di tengah jembatan dengan diameter tiga
meter, disebabkan tergerus arus air pengaruh hujan yang terjadi dalam
beberapa hari terakhir.
Camat Ngraho, Bojonegoro Karjono, Senin, mengatakan longsornya
pondasi jembatan Ngindung, di jalan poros kecamatan Ngraho itu, terjadi
sekitar pukul 13.30 WIB.
Sebelum longsor, lanjut dia, air sungai di jembatan cukup tinggi dan
menggerus pondasi jembatan, hingga ambrol dengan diameter sekitar 3,8
meter persegi.
"Seluruh badan jembatan di tengah-tengahnya ambrol dengan diameteter sekitar 3,8 meter," ucapnya, menegaskan.
Akibatnya, lanjut dia, jalur jalan raya dari Desa Luwihaji, yang
melalui jembatan itu, tidak bisa dilalui, sehingga warga harus memutar
kalau akan keluar desa.
"Kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melalui jembatan, sebab
longsornya persis berada di tengah-tengah," ucapnya, menegaskan.
Oleh karena itu, lanjut dia, warga menutup jembatan dengan bambu,
baik dari kedua jalur, agar tidak ada kendaraan yang melalui jembatan.
Selain itu, di lokasi jembatan juga dipasang lampu penerang dan
petugas, untuk mengantisipasi agar ambrolnya pondasi jembatan tidak
menimbulkan korban pemakai jalan di daerah setempat.
Ia menyebutkan jembatan Ngindung, memiliki panjang 7,5 meter, dengan lebar 3,8 meter, dibangun, pada 1993.
"Warga kalau akan keluar harus memutar lewat Desa Sugihwaras, juga
di Kecamatan Ngraho, dengan jarak tempuh lebih jauh," ucapnya.
Rumah Longsor
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, juga
menerima laporan puluhan rumah warga di Desa Kuncen dan Sumberrejo,
Kecamatan Padangan, terancam longsor, karena berada di dekat tebing
Bengawan Solo.
Dari puluhan rumah warga itu, jaraknya dengan tebing Bengawan Solo,
berkisar 5 meter, tapi tiga rumah di antaranya, di Desa Kunceng, yang
jaraknya sudah berada di tepi tebing Bengawan Solo.
"BPBD sudah menyarankan tiga penghuni rumah di Desa Kuncen, untuk
direlokasi," jelas Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016