Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana membangun empat menara penguat sinyal (repeater) telekomunikasi tambahan di empat penjuru wilayah tersebut guna mendukung kegiatan tanggap darurat bencana di daerah terpencil.
"Repeater ini ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat komunikasi jika terjadi bencana di suatu daerah yang sulit dijangkau oleh sinyal ponsel," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kewaspadaan BPBD Tulungagung, Jito Prayogo di Tulungagung, Selasa.
Ia mengungkapkan, saat ini pihak BPBD masih mempunyai satu repeater induk yang berada di Gunung Budek, Kecamatan Boyolangu serta satu repeater penghubung yang berada di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir.
Namun, kata Jito, satu repeater penghubung yang berada di Desa Kalibatur tersebut sinyal hanya bisa menjangkau di lima pantai, yakni Pantai Sidem, Popoh, Tangkilan, Sine, dan Jengglungharjo.
Sedangkan enam pantai lainnya belum bisa terjangkau sinyal telekomunikasi seluler, seperti Pantai Brumbun, Gerangan, Dlodo, Molang, Klatak dan Bayem.
"Satu repeater penghubung atau penguat sinyal ini hanya bisa menjangkau lima pantai saja," katanya.
Jito menambahkan, untuk kesempurnaan dalam pemantau bencana serta mempercepat pengiriman data informasi diperlukan setidaknya satu repeater induk dan empat repeater penghubung.
Keempat repeater penghubung itu, lanjut Jito, nantinya akan dipasang di wilayah selatan sebanyak tiga repeater dan satu repeater lagi dipasang di Desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo.
Tujuannya, kata dia, yakni agar jaringan telekomunikasi radio bisa menjangkau sebelas pantai yang ada di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung.
"Satu repeater khusus yang rencanannya dipasang di Kecamatan Pagerwojo nantinya untuk memantau bencana tanah longsor," ujarnya.
Terkait perawatan repeater dilakukan dua kali selama satu tahun. Hal itu untuk memeriksa adanya kerusakan dampak korosi uap air laut.
"Kerusakan biasanya terjadi pada 'power supply' atau kasus radio induk mati," ujarnya.
Jito mengatakan, BPBD sudah mengusulkan pengadaan beberapa repeater penghubung guna mengoptimalkan kinerja pemantauan, terutama mengantisipasi bencana tsunami maupun tanah longsor.
"Pengajuan sudah, namun karena saat ini tahun anggaran sudah berjalan, maka realisasi penganggaran dimasukkan dalam APBD perubahan 2016," kata Jito.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Repeater ini ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat komunikasi jika terjadi bencana di suatu daerah yang sulit dijangkau oleh sinyal ponsel," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kewaspadaan BPBD Tulungagung, Jito Prayogo di Tulungagung, Selasa.
Ia mengungkapkan, saat ini pihak BPBD masih mempunyai satu repeater induk yang berada di Gunung Budek, Kecamatan Boyolangu serta satu repeater penghubung yang berada di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir.
Namun, kata Jito, satu repeater penghubung yang berada di Desa Kalibatur tersebut sinyal hanya bisa menjangkau di lima pantai, yakni Pantai Sidem, Popoh, Tangkilan, Sine, dan Jengglungharjo.
Sedangkan enam pantai lainnya belum bisa terjangkau sinyal telekomunikasi seluler, seperti Pantai Brumbun, Gerangan, Dlodo, Molang, Klatak dan Bayem.
"Satu repeater penghubung atau penguat sinyal ini hanya bisa menjangkau lima pantai saja," katanya.
Jito menambahkan, untuk kesempurnaan dalam pemantau bencana serta mempercepat pengiriman data informasi diperlukan setidaknya satu repeater induk dan empat repeater penghubung.
Keempat repeater penghubung itu, lanjut Jito, nantinya akan dipasang di wilayah selatan sebanyak tiga repeater dan satu repeater lagi dipasang di Desa Kradinan, Kecamatan Pagerwojo.
Tujuannya, kata dia, yakni agar jaringan telekomunikasi radio bisa menjangkau sebelas pantai yang ada di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung.
"Satu repeater khusus yang rencanannya dipasang di Kecamatan Pagerwojo nantinya untuk memantau bencana tanah longsor," ujarnya.
Terkait perawatan repeater dilakukan dua kali selama satu tahun. Hal itu untuk memeriksa adanya kerusakan dampak korosi uap air laut.
"Kerusakan biasanya terjadi pada 'power supply' atau kasus radio induk mati," ujarnya.
Jito mengatakan, BPBD sudah mengusulkan pengadaan beberapa repeater penghubung guna mengoptimalkan kinerja pemantauan, terutama mengantisipasi bencana tsunami maupun tanah longsor.
"Pengajuan sudah, namun karena saat ini tahun anggaran sudah berjalan, maka realisasi penganggaran dimasukkan dalam APBD perubahan 2016," kata Jito.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016