Malang (Antara Jatim) - Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik menjadi dosen pertama dalam program "Ambassador Lecture" di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang digelar di kampus setempat, Rabu.

Dalam paparannya di hadapan peserta kuliah tamu, Duta Besar (Dubes) Stig yang telah bertugas di Indonesia sejak 2012 ini banyak bercerita tentang kemitraan Indonesia dengan Norwegia.

"Indonesia dan Norwegia punya hubungan baik. Indonesia banyak mengekspor tekstil, olahan makanan, bahkan sepeda. Kami juga mengekspor ikan salmon, bahkan 60 persen salmon yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari negara kami," ujarnya.

Selain barang, katanya, kerja sama yang intensif antara Indonesia dan Norwegia juga dalam bidang iklim dan hutan, teknologi pertambangan, dan hak asasi manusia (HAM). "Berbeda dengan Norwegia, Indonesia ini mayoritas muslim dengan banyak suku budaya, namun mempunyai toleransi tinggi. Di Norwegia ini sangat homogen, tapi meskipun saya muslim, tidak ada masalah mengenai toleransi di sana," ujarnya.

Menyinggung masalah lingkungan, Stig menganggap Indonesia masih belum terlambat untuk mengubah kebiasaan yang merusak lingkungan. Di Norwegia hampir tidak ada yang menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Warganya selalu menggunakan sepeda angin atau jalan kaki.

"Di kantor kedutaan saya di Jakarta, saya selalu menggunakan sepeda angin kalau ke kantor, meskipun masih lebih dominan para pengendara motor dan mobil," ucapnya.

Menurut dia, UMM menjadi salah satu kampus pioner yang menggunakan sepeda angin di areal kampusnya. "Saya senang melihat kampus ini sangat hijau, teduh, dan banyak sepeda yang bisa digunakan," ujar Stig.

Sementara itu, Asisten Rektor Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Soeparto berharap Ambassador Lecture ini dapat membuka visi mahasiswa UMM menuju visi Internasional. Selain kuliah tamu, UMM dan Norwegia sebelumnya sudah menjalin kerja sama dengan mengadakan pelatihan tentang syariah dan hak asasi manusia melalui Pusat Studi Agama dan Multikultural (Pusam) UMM.

"Kami harap, Norwegia bisa menjadi tujuan studi mahasiswa UMM yang mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus. Selama ini kan tujuan studinya ke negara lain di Eropa selain Norwegia. Mungkin dengan dukungan dan rekomendasi dari Dubes, kelak mahasiswa kita bisa diberangkatkan ke negara itu," kata Soeparto.
 
Rektor UMM, Fauzan mendorong agar program Ambassador Lecture tersebut dijadikan tradisi akademik baru di UMM, yakni dengan menghadirkan Dubes dari berbagai negara. "Sebelumnya, kuliah tamu oleh Dubes sudah sering digelar di kampus ini, namun sekarang harus menjadi agenda rutin kampus," kata Fauzan yang baru dilantik menggantikan Prof Muhajir Effendi tersebut.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016