Bojonegoro (Antara Jatim) - Empat sekolah peternakan rakyat (SPR) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yaitu di Kecamatan Kedungadem, Temayang, Kasiman, dan Tambakrejo, akan menjadi proyek percontohan pengembangan sapi di Tanah Air.
    
Asisten II Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Bojonegoro Setyo Yuliono, Jumat, mengatakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Prof Muladno, memastikan empat SPR di daerahnya itu sudah siap menjadi proyek percontohan pengembangan sapi.
    
Kepastian itu disampaikan Prof Muladno, di Bojonegoro hari ini setelah memperoleh gambaran perkembangan empat SPR, yang berdiri sejak 2014.
    
"Empat SPR di daerah kami bisa menjadi pusat pembelajaran peternak sapi dari berbagai daerah di Tanah Air," kata dia.
    
Pada kesempatan itu, Prof. Muladno, juga menyampaikan bahwa di Indonesia, juga akan didirikan  SPR di 17 provinsi, antara lain, di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, juga provinsi lainnya.
    
Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Soni Sumarsono, menyebutkan lokasi SPR di daerahnya yaitu di Desa Ndrokilo, Kecamatan Kedungadem, Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman dan Desa Soko, Kecamatan Temayang.
    
"Masing-masing SPR memiliki anggota 100 peternak, dengan kepemilikan sapi setiap peternak berkisar 1-3 ekor," jelas dia. 
    
Di SPR, katanya, peternak memperoleh pembelajaran dalam beternak sapi, pengembangbiakan sapi, mengatasi penyakit, pembuatan pakan ternak, juga pemasaran. 
    
"Peternak memperoleh pendampingan dari ahli di bidangnya masing-masing, apabila terjadi permasalahan," katanya, menegaskan.
    
Mengenai pelaksanaan pendidikan, menurut dia, juga dilengkapi dengan silabus, dengan pola 95 persen di lapangan, yang bisa dilaksanakan di kandang, warung, juga tempat lainnya, dan peternak akan memperoleh teori hanya sekitar 5 persen.
    
Sesuai data di Dinas Peternakan dan Perikanan, populasi sapi di daerah setempat sekitar 172.000 ekor, di antaranya 60 persennya sapi betina, pada 2015. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun lalu, yang hanya 166.489 ekor. 
    
"Meskipun jumlah sapi yang dibawa pedagang keluar daerah cukup banyak, tapi tingkat kelahiran sapi juga cukup banyak," katanya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016