Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana membangun dua bandar udara baru pada 2016, masing-masing di Blitar yang dipersiapkan untuk umum serta khusus minyak dan gas di Bojonegoro.

"Dua bandara sedang kami bahas rencana pembangunannya. Semoga bisa segera dan terealisasi," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Pembangunan bandara di Blitar sudah diajukan ke Pemerintah Pusat, namun masih belum ada kepastian dan harus berkoordinasi dengan TNI karena masih termasuk zona merah pangkalan Angkatan Udara.

Sedangkan untuk bandara khusus minyak dan gas di Bojonegoro, lanjut dia, masih menunggu perizinan dan "Detail Engineering Desain" (DED) untuk yang Bojonegoro masih belum dikeluarkan oleh pusat.

"Kalau Bojonegoro ini masih menunggu DED. Jadi ditunggu saja nantinya seperti apa," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Bandara rencananya dibangun di Desa Kunci, Kecamatan Dander, khusus untuk segala aktivitas migas yang berdasarkan dokumen perencanaan Pemkab Bojongoro pengadaan lahannya dilakukan selama tiga tahun, mulai 2016 hingga 2018.

"Sedangkan, pembangunan fisiknya dilakukan selama empat tahun, mulai 2017 dan diharapkan selesai pada 2020," kata Kepala Bagian Pelaksanaan Pembangunan Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov Jatim, Anwari.

Sementara itu, hingga saat ini di Jatim terdapat tujuh bandara dengan dua di antaranya berkelas internasional dan lima bandara lainnya bersifat perintis.

Tujuh bandara tersebut masing-masing, Bandara Internasional Juanda di Surabaya, Bandara Internasional Abdul Rachman Saleh di Malang, Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro di Jember dan Bandara Iswahyudi di Madiun.

Kemudian, Bandara Trunojoyo di Sumenep, Madura dan Bandara Harun Tohir di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, yang peresmiannya baru dilakukan Sabtu (30/1) oleh Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016