Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Jawa Timur mengatakan bahwa kapal roro bisa mendukung transportasi laut jarak pendek, untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya agar mengurangi disparitas harga.

"Baru-baru ini KM Marina Srikandi melayani rute dari pantai Boom di Banyuwangi ke Jimbaran, Bali dengan waktu hanya dua jam. Hal ini bisa menjadi terobosan bagi kapal roro lainnya untuk melayani rute jarak dekat," kata Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Laut DLLAJ Jatim, Bambang Jatmiko dalam Forum Maritim Jatim: Jatim Maritim Outlook 2016 di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan inovasi tersebut bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk lebih efisien menggunakan waktu, terutama masyarakat di daerah kepulauan, sehingga permasalahan logistik, ekonomi, pelayanan kesehatan, dan lainnya bisa segera teratasi.

"Jika kapal-kapal roro ini melayani rute antar daerah di kepulauan, maka permasalahan logistik hingga ekonomi akan tertangani, seperti harga daging di Surabaya akan berbeda dengan di Pulau Sapeken, Madura," ujarnya.

Menurut dia, ada sekitar 400 pulau di Jatim, 40 di antaranya berada di Pulau Madura, namun Pulau Madura seakan masih belum tersentuh oleh pemerintah, terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang menggunakan perahu sebagai alat transportasi sehari-hari.

"Sebagian kepulauan di Madura, masyarakat menggunakan perahu-perahu yang kurang layak untuk alat transportasinya dan tidak berizin, seperti ojek perahu untuk mengangkut masyarakat yang ingin pergi ke kota, padahal jelas berbahaya karena armadanya kurang layak," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya pihaknya berencana akan membangun pelabuhan sebanyak-banyaknya sesuai konsep tol laut yang telah dicanangkan pemerintah pusat, agar disparitas harga mampu diturunkan hingga di bawah 13,5 persen.

"Kondisi saat ini disparitas harga kebutuhan pokok antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur secara rata-rata lebih dari 35 persen. Untuk angkutan barang terjadwal, tentunya bisa diturunkan, atau menormalkan harga barang di mana pun," paparnya.

Pengamat tranportasi laut dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Dr RO Saut Gurning ST MSc menjelaskan bahwa jika nantinya pemerintah benar-benar mewujudkan konsep tol laut, maka infrastruktur, sarana dan prasarana harus diperbaiki.

"Semuanya harus diperbaiki, karena proyeksi saya pada 2016 ini produk-produk dari China akan merajai di Indonesia, apalagi China dinilai mampu mengembangkan bidang maritim, sehingga nantinya kita akan terbiasa impor," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016