Kediri (Antara Jatim) - Jumlah penderita penyakit demam berdarah yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran, Kota Kediri, Jawa Timur, semakin bertambah dan hingga kini mencapai 50 orang.
     
"Saat ini untuk pasien demam berdarah yang dirawat di gambiran 50 orang, dan untuk warga Kota Kediri ada 20 orang," kata Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri Fauzan Adima di Kediri, Selasa.
     
Ia mengatakan, pasien yang dirawat di RSUD Gambiran bukan hanya dari Kota Kediri tapi juga berbagai daerah lainnya misalnya Kabupaten Kediri serta Kabupaten Nganjuk. Bahkan, pasien demam berdarah asal Kabupaten Kediri juga ada yang meninggal dunia. Beberapa hari lalu, jumlah penderita demam berdarah yang terdata hanya 33 orang, dan saat ini bertambah. 
     
Ia pun menambahkan, pasien yang dirawat juga dari beragam usia mulai 5 sampai 20 tahun. Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi mereka juga beragam mulai dari panas, fase pre syok atau sudah mengalami penurunan kesadaran, maupun sudah fase syok atau yang sering "Dengue Shock Syndrome" (DSS), yaitu kesadaran sangat menurun bahkan koma. 
     
Fauzan mengaku untuk kamar sempat mengalami kelebihan kuota. Namun, saat ini sejumlah pasien sudah bisa dipulangkan, sehingga masih ada sisa kamar yang tersedia.
     
"Kamar sempat kelebihan kuota, tapi pekan ini banayk yang pulang, sehingga masih ada sisa kamar. Kami pun juga sudah antisipasi dengan tempat tidur cadangan," tegasnya.
     
Ia juga mengatakan rumah sakit memberikan pelayanan dengan semaksimal mungkin. Khusus untuk warga Kota Kediri yang kurang mampu rumah sakit memberikan fasilitas mobil ambulans gratis. Di dalam mobil itu, juga sudah dilengkapi dengan beragam fasilitas untuk pemberian pertolongan pertama.
     
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga sudah meminta agar juru pemantau jentik (jumantik) lebih aktif lagi membantu warga untuk menerapkan pola lingkungan yang bersih, terutama demi terhindarnya berbagai jentik nyamuk.
     
Ia pun meminta seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi membersihkan lingkungan misalnya dengan melakukan 3M (menutup, menguras, mengubur) benda-benda yang bisa menampung air, seperti kaleng.  (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016