Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Fakultas Keguruan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) memberikan bantuan ratusan mainan edukatif kepada anak-anak mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Kami memberikan ratusan mainan edukatif kepada anak-anak mantan anggota Gafatar, yang saat ini di tampung di penampungan Asrama Transito Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, di Surabaya," kata Majelis Pelayanan Sosial UMS Surabaya, Fery Antonis di halaman UMS, Selasa.

Ia mengatakan dengan memberikan mainan edukatif tersebut diharapkan dapat mengurangi trauma psikologis anak-anak mantan anggota Gafatar atas kejadian tempo hari yang sempat mendapatkan tindak kekerasan, karena dua desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat mendapat serangan dari massa.

"Beberapa waktu yang lalu rumah milik mantan anggota Gafatar di Mempawah dirusak dan dibakar oleh warga, sebagai aksi perlawanan gerakan Gafatar yang dinilai mengganggu, sehingga kejadian tersebut akan menjadi trauma bagi anak-anak mantan anggota Gafatar," tuturnya.

Menurut dia ada sekitar 387 warga Jatim mantan anggota Gafatar yang telah dipulangkan pemerintah, dengan rincian laki-laki sebanyak 90 orang, perempuan sejumlah 114 orang, balita sebanyak 32 orang dan 151 anak-anak.

"Jumlah anak-anak yang tinggi menjadi fokus dalam pemulihan trauma psikologis atas dampak permasalahan sosial dan kemanusiaan, mengingat di usia dini anak-anak mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga diperlukan pengawasan," tuturnya.

Ratusan mainan edukatif tersebut, lanjutnya antara lain teka-teki atau puzzle, permainan handy talking, bola, monopoli, dan lainnya nantinya bisa membantu meringankan gangguan stress dan trauma dengan menggunakan metode khusus untuk mengurangi gangguan psikologis.

"Penanganan kondisi psikologis anak-anak dari keluarga mantan anggota Gafatar cukup penting. Mereka musti diperlakukan selayaknya anak-anak, sehingga butuh psikolog untuk melakukan pendampingan," terangnya.

Sementara itu, Wakil Rektor II UMS, Dr Mahsun Jayadi, M.Ag menambahkan bahwa pendidikan bagi anak-anak mantan anggota Gafatar sangatlah penting, karena mereka perlu mendapatkan hak pendidikan.

"Sebenarnya, anak-anak ini tidak tahu-menahu tentang apa itu Gafatar. Mereka terlibat kegiatan Gafatar, hanya karena ikut orangtua, sehingga pendidikan mereka juga kebanyakan tidak terurusi," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016