Malang (Antara Jatim) - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Malang, Jawa Timur Choirul Fathoni, menyatakan warga Kabupaten Malang, khususnya di wilayah eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) siap menerima mereka kembali.
"Warga di tiga kecamatan (daerah asal eks Gafatar), yakni Kepanjen, Kromengan dan Pagelaran menyatakan kesiapan menerima dan hidup berdampingan kembali, namun warga mengajukan syarat yang dituangkan dalam surat peryataan tertulis dan harus ditandatangani mereka," kata Choirul Fathoni di Malang, Senin.
Persyaratan tersebut adalah eks anggota Gafatar yang telah kembali ke kampung halamannya itu harus lepas dan tidak ikut lagi dengan gerakan tersebut.
Namun demikian, lanjutnya, bukan berarti pihaknya lepas tangan setelah memulangkan mereka. Bakesbangpol sudah menghubungi Ketua RT dan RW, Kepala Desa hingga Camat agar rutin melakukan pembinaan secara intensif, sehingga mereka benar-benar pulih dan kembali seperti semula.
"Sekarang sedang dilakukan penjemputan di Surabaya dan untuk sementara setelah tiba dari Surabaya akan ditempatkan di UPT Bina Loka Karya di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Mereka diperkirakan tiba di Malang sekitar pukul 21.00 WIB," ujarnya.
Setelah transit di UPT Bina Loka Karya, kata Choirul Fatoni, mereka akan dipulangkan ke daerah asal masing-masing, yakni ke Kecamatan Kepanjen, Kromengan dan Pagelaran.
Berdasarkan informasi eks anggota Gafatar yang bakal dipulangkan ke Kabupaten Malang sebanyak 29 orang. Sebelumnya diketahui ada 14 warga, kemudian bertambah menjadi 25 warga dan saat ini bertambah lagi menjadi 29 orang, sehingga ada tiga bus mini milik Pemkab Malang dikerahkan untuk menjemput mereka.
Sementara itu Kepala Satpol PP dan Linmas Kabupaten Malang Bambang Istiawan, mengatakan ada sejumlahpetugas dari berbagai unsur yang mengawal penjemputan eks anggota Gafatar asal Kabupaten Malang tersebut, di antaranya dari Polres Malang, Kodim, Dinkes Kabupaten Malang, Bagian Humas, dan Bagian Umum Pemkab Malang.
"Bagi eks anggota Gafatar yang amsih memiliki tempat tinggal akan diantarkan ke alamat masing-masing, namun bagi yang tidak memiliki tempat tinggal lagi, akan dicarikan solusi dengan Pemkab Malang supaya bisa diikutkan program transmigrasi," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Warga di tiga kecamatan (daerah asal eks Gafatar), yakni Kepanjen, Kromengan dan Pagelaran menyatakan kesiapan menerima dan hidup berdampingan kembali, namun warga mengajukan syarat yang dituangkan dalam surat peryataan tertulis dan harus ditandatangani mereka," kata Choirul Fathoni di Malang, Senin.
Persyaratan tersebut adalah eks anggota Gafatar yang telah kembali ke kampung halamannya itu harus lepas dan tidak ikut lagi dengan gerakan tersebut.
Namun demikian, lanjutnya, bukan berarti pihaknya lepas tangan setelah memulangkan mereka. Bakesbangpol sudah menghubungi Ketua RT dan RW, Kepala Desa hingga Camat agar rutin melakukan pembinaan secara intensif, sehingga mereka benar-benar pulih dan kembali seperti semula.
"Sekarang sedang dilakukan penjemputan di Surabaya dan untuk sementara setelah tiba dari Surabaya akan ditempatkan di UPT Bina Loka Karya di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Mereka diperkirakan tiba di Malang sekitar pukul 21.00 WIB," ujarnya.
Setelah transit di UPT Bina Loka Karya, kata Choirul Fatoni, mereka akan dipulangkan ke daerah asal masing-masing, yakni ke Kecamatan Kepanjen, Kromengan dan Pagelaran.
Berdasarkan informasi eks anggota Gafatar yang bakal dipulangkan ke Kabupaten Malang sebanyak 29 orang. Sebelumnya diketahui ada 14 warga, kemudian bertambah menjadi 25 warga dan saat ini bertambah lagi menjadi 29 orang, sehingga ada tiga bus mini milik Pemkab Malang dikerahkan untuk menjemput mereka.
Sementara itu Kepala Satpol PP dan Linmas Kabupaten Malang Bambang Istiawan, mengatakan ada sejumlahpetugas dari berbagai unsur yang mengawal penjemputan eks anggota Gafatar asal Kabupaten Malang tersebut, di antaranya dari Polres Malang, Kodim, Dinkes Kabupaten Malang, Bagian Humas, dan Bagian Umum Pemkab Malang.
"Bagi eks anggota Gafatar yang amsih memiliki tempat tinggal akan diantarkan ke alamat masing-masing, namun bagi yang tidak memiliki tempat tinggal lagi, akan dicarikan solusi dengan Pemkab Malang supaya bisa diikutkan program transmigrasi," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016