Kairo (Antara) - Jenazah Sumyati Padili Kamis, tenaga kerja wanita (TKW) asal Banten, dievakuasi dari Suriah ke Lebanon untuk dipulangkan ke Indonesia.
"Proses evakuasi jenazah Sumyati ini sempat dihadang badai Yohan di Suriah, namun berhasil juga sampai ke Lebanon," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus, AM Sidqi, kepada wartawan, Minggu petang.
Evakuasi jenazah ke Beirut sengaja dipercepat sehari untuk menghindari tertutupnya perbatasan Suriah-Lebanon akibat badai salju Yohan.
Badai Salju Yohan merupakan fenomena alam tahunan yang melanda Tanah Syam, meliputi Palestina, Lebanon, Suriah, hingga Jordan.
Jenazah akan diterbangkan ke Indonesia pada Senin (25/1) melalui Bandara Internasional Beirut.
Percepatan evakuasi jenazah Sumyati ke Bairut itu merupakan perintah dari Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto.
"Sebelum badai salju Yohan bertambah besar, segera saya perintahkan staf KBRI terkait agar segera bergerak dan bersiap menembus badai salju," ujar Dubes Harjanto.
Menurut Sidqi, pemulangan jenazah Sumyati ini atas permintaan keluarga almarhumah di Serang, Banten.
TKW kelahiran Serang pada 13 Januari 1989 asal Desa Lebak Gagak, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten itu mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Muasaat Damaskus pada awal Januari akibat penyumbatan pembuluh darah di otak.
Sumyati tercatat sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) karena dikirim pascapenangguhan pengiriman TKI ke Suriah pada September 2011.
Dalam sebulan terakhir, KBRI Damaskus menangani tiga kasus kematian TKW, yaitu selain Sumyati, juga Ani Sumarni Umar Toha yang dikuburkan di Suriah datang ke Suriah melalui rute pengiriman dari Indonesia - Malaysia - Oman - Suriah.
Dan pada 3 Januari, TKW korban TPPO bernama Lili Mariana Harisadi bunuh diri di rumah majikannya dan dikuburkan pada 18 Januari 2016 di Damaskus, papar Sidqi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Proses evakuasi jenazah Sumyati ini sempat dihadang badai Yohan di Suriah, namun berhasil juga sampai ke Lebanon," kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Damaskus, AM Sidqi, kepada wartawan, Minggu petang.
Evakuasi jenazah ke Beirut sengaja dipercepat sehari untuk menghindari tertutupnya perbatasan Suriah-Lebanon akibat badai salju Yohan.
Badai Salju Yohan merupakan fenomena alam tahunan yang melanda Tanah Syam, meliputi Palestina, Lebanon, Suriah, hingga Jordan.
Jenazah akan diterbangkan ke Indonesia pada Senin (25/1) melalui Bandara Internasional Beirut.
Percepatan evakuasi jenazah Sumyati ke Bairut itu merupakan perintah dari Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto.
"Sebelum badai salju Yohan bertambah besar, segera saya perintahkan staf KBRI terkait agar segera bergerak dan bersiap menembus badai salju," ujar Dubes Harjanto.
Menurut Sidqi, pemulangan jenazah Sumyati ini atas permintaan keluarga almarhumah di Serang, Banten.
TKW kelahiran Serang pada 13 Januari 1989 asal Desa Lebak Gagak, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Banten itu mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Muasaat Damaskus pada awal Januari akibat penyumbatan pembuluh darah di otak.
Sumyati tercatat sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) karena dikirim pascapenangguhan pengiriman TKI ke Suriah pada September 2011.
Dalam sebulan terakhir, KBRI Damaskus menangani tiga kasus kematian TKW, yaitu selain Sumyati, juga Ani Sumarni Umar Toha yang dikuburkan di Suriah datang ke Suriah melalui rute pengiriman dari Indonesia - Malaysia - Oman - Suriah.
Dan pada 3 Januari, TKW korban TPPO bernama Lili Mariana Harisadi bunuh diri di rumah majikannya dan dikuburkan pada 18 Januari 2016 di Damaskus, papar Sidqi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016