Surabaya, (Antara Jatim) - Air laut mulai menggenangi dari bawah tubuh kapal secara perlahan-lahan di galangan kapal PT PAL Indonesia, Surabaya, dan prosesnya memakan waktu kurang lebih 4 jam agar kapal tersebut mengapung.

Setelah itu, jangkar kapal yang ditempatkan di sisi kiri dan kanan galangan dilepaskan, dan mulailah kapal perang canggih anak bangsa itu siap berlayar dan membelah samudera dunia.

Prosesi pelepasan kapal ke laut itu dilakukan setelah acara resmi peluncuran dua kapal perang yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Galangan Kapal PT PAL Indonesia, Kawasan Tanjung Perak, Surabaya.

Dalam pidatonya dengan latar belakang kemegahan dua kapal perang karya anak bangsa, Rizal mengaku sangat kagum dengan besarnya kapal.

"Saya bangga jadi warga negara Indonesia pada hari bersejarah ini, ucap menteri yang dikenal sangat vokal terhadap masalah-masalah nasional ini.

Apa yang disampaikan Rizal tidaklah berlebihan, sebab galangan kapal nasional saat ini sedang berada di puncak prestasi, karena berhasil melakukan ekspor kali pertama kapal perang canggih ke Filipina.

"Untuk pertama kalinya Indonesia melakukan ekspor kapal perang yang cukup besar, ini adalah prestasi yang hebat. Kita ikut bangga karena kita ingin bangsa kita menjadi bangsa pemenang, bukan bangsa yang kalah melulu, kalah bola dan kalah macam-macam selalu kalah," ucapnya.

Rizal menegaskan saat inilah momentum terbaik bagi bangsa ini untuk menunjukkan kemampuan, bahwa orang Indonesia mempunyai skill bagus untuk membangun kapal, karena telah terbukti dengan adanya kapal ini.

"Dulu raja di bisnis perkapalan adalah Jepang, kemudian pindah ke Korea. Karena mahal biaya pembuatan dan asuransinya, saat ini sudah mulai pindah ke Vietnam dan Indonesia," tuturnya.

Meski demikian, Rizal mengaku bangsa ini masih perlu melakukan kerja sama teknologi dan manajemen, seperti yang dilakukan PT PAL Indonesia dengan melakukan kerja sama perusahaan galangan kapal DSNS Belanda.

Kekaguman serupa juga disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, yang mengakui bangsa ini sangatlah bisa memproduksi kapal secara mandiri dan profesional, terbukti mampu menyelesaikan secara tepat waktu pesanan kapal perang canggih pesanan Filipina jenis "Strategic Sealift Vessel" (SSV)-1.

"Peluncuran ini adalah bukti yang tidak terbantahkan, bahwa galangan kapal kita mampu melaksanakan pembangunan kapal secara profesional dan sangat membanggakan," ucap Ryamizard dalam acara yang sama.

Bahkan, tokoh yang pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat ini menyebutkan apabila negara dalam keadaan genting, keberadaan galangan kapal nasional mampu dalam satu tahun membuat 20 kapal serupa sekaligus.

"Keberhasilan pembuatan kapal yang dilakukan PT PAL Indonesia adalah salah satu contohnya, dan ini merupakan hasil kerja sama semua pihak, ditambah keinginan kuat untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara," katanya.

Ryamizard mengatakan, ke depan setelah mampu membuat kapal perang canggih, dalam kurun 5 hingga 6 tahun bangsa ini juga akan mampu membuat pesawat tempur secara mandiri, sebab saat ini masih dalam taraf proses transfer teknologi melalui kerja sama dengan Korea.

"Tank sudah buat, panser juga sudah buat, dan kita buat yang terbaik. Untuk Angkatan Udara melalui transfer teknologi 5 sampai 6 tahun ke depan kita sudah bisa buat pesawat tempur," tutur kepada wartawan di Surabaya.

    
Kecanggihan Kapal
    
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah mengatakan dua kapal yang baru saja diluncurkan adalah Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)-1 dan Kapal Perang Strategic Sealift Vessel (SSV)-1 yang merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Filipina.

Untuk kapal pesanan Kementerian Pertahanan RI yakni Kapal PKR-1 yang memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter dan kecepatan 28 knot, serta memiliki kemampuan berlayar selama 20 hari pada kecepatan 14 knot.

Kapal PKR kelas Fregate itu, kata Firmansyah memiliki peralatan peperangan canggih bawah laut, yakni senjata utama penghancur kapal selam berupa torpedo, serta dapat membantu proses peperangan bawah air.

Kapal juga dilengkapi dengan kemampuan melakukan peperangan udara dengan senjata rudal anti udara.

Sementara Kapal SSV-1 pesanan Filipina yang merupakan karya sepenuhnya anak bangsa dikembangkan dari kapal pengangkut Landing Platform Dock (LPD) yang didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, dan memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas.

Kapal SSV mampu membawa dua helikopter dan mengangkut kapal "landing craft utility" (LCU) serta mampu mengangkut empat tank, empat truk, satu mobil rumah sakit, dua SUV, dan dua heli.

Bahkan, kapal dapat mengakomodasi kepentingan pemesan baik mengarungi samudera maupun perairan internasional, termasuk melakukan koordinasi baik dalam operasi militer dan nonmiliter.

    
"Besi Merayap" Indonesia Juga Diakui Dunia
    
Selain kapal, produksi "besi merayap" atau industri kereta api nasional juga telah diakui dunia melalui PT Industri Kereta Api (INKA), terbukti dengan banyaknya pesanan pembuatan kereta api yang berasal dari luar negeri sepanjang tahun 2015.

Direktur Komersial dan Teknologi PT INKA Yunendar Aryo Handoko mengatakan, PT INKA telah mendapat pesanan kereta dari sejumlah negara, di antaranya dari Malaysia untuk kereta penumpang, Thailand, Singapura dan Australia untuk kereta barang.

Bahkan yang terbaru pesanan dari negara Bangladesh, setelah PT INKA berhasil memenangkan tender senilai 72 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp900 miliar untuk pengerjaan sebanyak 150 unit kereta penumpang pesanan negara tersebut.

"Tender internasional itu berhasil kami menangkan karena PT INKA bisa memenuhi persyaratan teknis dan kualitas yang diinginkan oleh Pemerintah Bangladesh," ucap Yunendar.

Dalam kontraknya, PT INKA berhasil menyingkirkan kompetitornya dari Tiongkok dan India yang juga ikut dalam lelang tender bergengsi tersebut.

Rencananya, kereta api pesanan Bangladesh akan diserahkan secara bertahap hingga akhir tahun 2016, dengan tahap awal akan diserahkan satu rangkaian yang terdiri dari 11 kereta dari 150 kereta pada Februari 2016.

"Sisanya akan diserahkan secara bertahap hingga akhir tahun 2016 sesuai masa berlaku kontrak," katanya.

Yunendar mengatakan, kepercayaan dunia terhadap industri strategis ini menandakan bahwa putra-putri Indonesia mampu menguasai teknologi "setara" negara maju di dunia.

"Oleh karena itu, inilah momentum terbaik dan sudah saatnya bangsa ini untuk menunjukkan kemampuannya kepada dunia," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016