Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur membentuk tim yang diketuai Amin Widodo terkait rencana pengeboran sumur gas oleh PT Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo.
"Timnya dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya," ujar Kepala Dinas ESDM Jatim Dewi J Putriatni kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Nantinya, kata dia, tim tidak hanya mengkaji dari aspek teknis, namun juga melihatnya dari segi sosial maupun ekonomi.
Ia menjelaskan, penunjukan Amin Widodo sebagai ketua tim berdasarkan hasil rapat persiapan untuk kajian dengan anggaran yang berasal dari pemprov Jatim.
Menurut dia, kajian dilakukan untuk mengetahui secara pasti kondisi bawah permukaan setelah terjadinya semburan lumpur di wilayah sekitar lokasi pusat semburan.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk mengetahui respons masyarakat terkait kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah sekitar lokasi pusat semburan.
"Kami juga ingin mengetahui luasan area berdampak berupa penurunan tanah akibat semburan lumpur, kemudian kajian sosial-ekonomi dengan survei respons masyarakat serta kerentanan penduduk sekitar terutama di wilayah Tanggulangin Sidoarjo," katanya.
Sedangkan, lingkup kajian meliputi kajian teknis yang dilakukan dengan pendekatan geologi, geofisika dan geodesi untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan di atas permukaan.
"Pemerintah memberikan waktu pelaksanaan kajian selama tiga bulan sejak ditetapkannya tim, yakni 18 Januari hingga 18 April 2016. Hasil kajian nantinya akan menjadi rekomendasi," katanya.
Sementara itu, dalam rapat persiapan selain Kepala Dinas ESDM Jawa Timur, hadir Penjabat sementara Bupati Sidoarjo beserta jajarannya, Kepala SKK Migas Jabamanusa, Tim dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo serta PT Lapindo Brantas Inc. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Timnya dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya," ujar Kepala Dinas ESDM Jatim Dewi J Putriatni kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Nantinya, kata dia, tim tidak hanya mengkaji dari aspek teknis, namun juga melihatnya dari segi sosial maupun ekonomi.
Ia menjelaskan, penunjukan Amin Widodo sebagai ketua tim berdasarkan hasil rapat persiapan untuk kajian dengan anggaran yang berasal dari pemprov Jatim.
Menurut dia, kajian dilakukan untuk mengetahui secara pasti kondisi bawah permukaan setelah terjadinya semburan lumpur di wilayah sekitar lokasi pusat semburan.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk mengetahui respons masyarakat terkait kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah sekitar lokasi pusat semburan.
"Kami juga ingin mengetahui luasan area berdampak berupa penurunan tanah akibat semburan lumpur, kemudian kajian sosial-ekonomi dengan survei respons masyarakat serta kerentanan penduduk sekitar terutama di wilayah Tanggulangin Sidoarjo," katanya.
Sedangkan, lingkup kajian meliputi kajian teknis yang dilakukan dengan pendekatan geologi, geofisika dan geodesi untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan di atas permukaan.
"Pemerintah memberikan waktu pelaksanaan kajian selama tiga bulan sejak ditetapkannya tim, yakni 18 Januari hingga 18 April 2016. Hasil kajian nantinya akan menjadi rekomendasi," katanya.
Sementara itu, dalam rapat persiapan selain Kepala Dinas ESDM Jawa Timur, hadir Penjabat sementara Bupati Sidoarjo beserta jajarannya, Kepala SKK Migas Jabamanusa, Tim dari Pusat Studi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo serta PT Lapindo Brantas Inc. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016