Sampang (Antara Jatim) - Sebanyak 878 warga Sampang, Jawa Timur terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama 2015, kata Humas RSUD setempat, Yuliono di Sampang, Sabtu.

"Dari jumlah itu sebanyak 11 orang diantaranya meninggal," kata Yuliono.

Ia menjelaskan, warga yang terserang jenis penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk aedes aigypti pada 2015 itu kebanyakan masih anak-anak dan tidak sedikit yang masih balita (bawah umur lima tahun).

Dibanding tahun 2014, penderita DBD di Kabupaten Sampang pada 2015 jauh lebih banyak. Sebab saat itu, data penderita DBD yang diumumkan oleh Dinas Kesehatan Pemkab Sampang hanya 209 orang dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 3 orang.

"Jadi peningkatannya lebih separuh jika dibandingkan tahun 2014," katanya menjalaskan.

Sedangkan, pada tahun 2013, jumlah warga Sampang yang terserang DBD sebanyak 514 orang dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 4 orang.

Menurut Humas RSUD Sampang Yuliono, banyaknya warga Sampang yang terserang penyakit DBD itu, karena kurangnya kesadaran tentang pentingnya pola hidup sehap.

Pemkab melalui Dinas Kesehatan Sampang, kata dia, sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penderita DBD.

Salah satunya melalui pencegahan dengan melakukan penyuluhan hidup sehat, serta pemberian abate secara cuma-cuma kepada masyarakat. Hanya saja, imbauan pemerintah kurang diperhatikan.

"Kami juga telah sering melakukan pengasapan di sejumlah titik yang rawan terserang DBD. Tapi pola pengasapan itu, kurang bagus," katanya.

Yuliono menjelaskan, pola pemberantasan bibit nyamuk yang efektif ialah dengan cara alami, yakni tidak membiarkan jentik-jentik nyamuk berkembang biar.

"Caranya dengan melakukan 3M, yakni menutup bak mandi, mengubur tempat mandi secara rutin dan mengubur barang-barang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk," katanya menjelaskan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016