Surabaya (Antara Jatim) - Hasil kajian tim geologi tentang rencana pengeboran sumur baru yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas Inc di Sidoarjo nantinya direkomendasikan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.

"Kalau sudah keluar hasilnya dari ahli geologi yang sudah ditunjuk maka akan menjadi rekomendasi ke pemerintah pusat," ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.

Pihaknya telah meminta para ahli geologi asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan beberapa akademisi dari universitas lainnya mengkaji untuk melihat manfaat dan bahaya jika dilakukan pengeboran sumur baru.

kendati Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM tentang proses pengeboran dihentikan untuk dievaluasi, namun menurut Gubernur selaku kepala daerah harus tetap dilakukan kajian.

Menurut dia, kajian ini sangat penting untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat terkait aktivitas pengeboran karena trauma tidaklah mudah dihilangkan begitu saja.

Bagaimana nantinya jika hasilnya tidak mempermasalahan adanya pengobaran? Orang nomor satu di Jatim tersebut menerangkan bahwa kelayakan tidak hanya dari satu sisi.

"Kalau dari sisi teknis pengeboran layak, tapi masyarakat tak menghendaki karena takut maka harus dihormati. Stigma warga sangat penting dan jika diteruskan akan menjadi masalah sosial," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Mantan Sekdaprov Jatim ini juga memastikan, selama masih ada penolakan dari masyarakat dan berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan kenyamanan maka Pemprov tidak akan setuju.

Artinya, lanjut dia, jika masyarakat gelisah, trauma dan tidak sependapat maka pihak pengebor tidak bisa melanjutkan karena demi menjaga keamanan maupun ketertiban umum, sekaligus menghindari konflik.

"Di dalam konsep pembangunan, keamanan dan kenyamanan itu menjadi prioritas utama," kata gubernur yang juga politisi Partai Demokrat tersebut.

Sementara itu, usai dihentikannya izin pengeboran sumur gas, warga yang tinggal di kawasan Tanggulangin Sidoarjo, menggelar selamatan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.

"Warga bersyukur karena rencana pengeboran sumur gas yang akan dilakukan di wilayah Tanggulangin sudah dihentikan. Kami trauma dengan peristiwa semburan lumpur yang dulu pernah mengakibatkan ribuan rumah tenggelam," kata salah seorang warga setempat, Sutoyo. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016