Madiun (Antara Jatim) - Sebanyak 11 warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dikabarkan hilang dan diduga menjadi anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Sesuai data yang ada, terdapat 11 orang warga Kabupaten Madiun yang diindikasikan menjadi anggota Gafatar. Namun, saat ini keberadaan mereka telah hilang atau tidak ada lagi di sini (Madiun)," ujar Kepala Bakesbangpoldagri, Kabupaten Madiun, Agus Budi, kepada wartawan di Madiun, Jumat.
Menurut dia, dari 11 orang yang menghilang tersebut, terdapat beberapa di antaranya yang berperan sebagai pengurus dari organisasi Gafatar Cabang Madiun, yakni sebagai ketua dan sekretaris.
Bahkan, kelompok ini sebelumnya juga sempat memiliki aset berupa kantor di wilayah Kabupaten Madiun, yakni di Desa Tiron, Kecamatan Madiun, dan kemudian pindah ke Desa Sumberbening, Kecamatan Balerejo.
Hanya saja, seiring menghilangnya keberadaan mereka, aset kantor di Kabupaten Madiun tersebut juga telah dijual.
"Sebagian besar dari mereka pergi dari Madiun setelah menjual asetnya. Dan setelah pergi, mereka juga tidak melakukan kontak dengan keluarga yang ada di Madiun. Jadi kami juga kesulitan melacak keberadaan mereka," kata dia.
Ke-11 orang yang hikang tersebut, lanjut Agus, termasuk dua orang warga Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, yang baru hilang pada pertengahan tahun 2015 lalu.
Agus menambahkan, sesuai data yang ada di Bakesbangpoldagri setempat, organisasi Gafatar mulai masuk ke Kabupaten Madiun sekitar tahun 2012.
"Dari berkas yang ada, Gafatar memasukkan laporan pemberitahuan ke Pemkab Madiun pada tahun 2012. Namun saat itu tidak kami beri rekomendasi," tutur Agus.
Tidak diberikannya rekomendasi tersebut karena keberadaan organisasi Gafatar tidak terdaftar di Kemendagri yang saat itu masih bernama Depdagri. Sebab itu, pihaknya terus melaukan pemantauan terhadap kelompok tersebut yang hingga kini belum diketahui kabarnya.
Seperti diketahui, organisasi Gafatar, yang didirikan pada 2012, menjadi sorotan masyarakat setelah ada kasus hilangnya seorang ibu sekaligus dokter bernama Rica Handayani dan anaknya, pada akhir Desember lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016