Surabaya (Antara Jatim) - Warga perantau asal Madura yang tergabung dalam Aliansi Madura Perantau (AMP) bertekad memperkuat kualitas sumber daya manusia agar bisa bersaing menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016.

"Tahun ini menghadapi persaingan dunia di semua bidang, seperti ekonomi, sosial dan budaya. Kami masyarakat Madura harus siap menghadapinya," ujar Ketua Umum AMP Umar Faruk kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, tidak sedikit masyarakat asli Madura yang memiliki usaha dan bergerak di bidang perekonomian di luar pulau sehingga kualitas SDM harus benar-benar terjamin.

"Saingan kita ketat dan tidak hanya dalam negeri, tapi luar negeri. Kalau tidak memiliki SDM yang mumpuni, jelas akan tertinggal," ucapnya.

Ia menjelaskan, AMP yang didirikannya sebagai wadah untuk penggalangan persatuan dan kesatuan masyarakat Madura secara keseluruhan.

"AMP didirikan di belakang rakyat dengan tujuan lebih maju, terutama di bidang pendidikan seperti pesantren. Dan yang lebih penting menyejahterakan masyarakat Madura," katanya.

Pengusaha asli Madura itu mengatakan bahwa selama ini stigma masyarakat terhadap warga Madura berada pada sisi jeleknya saja sehingga ke depan harus digalang persatuan dan kesatuan menjadi lebih baik.

Ke depan, lanjut dia, target keanggotaan bukan nasional saja, tapi masyarakat Madura yang ada di luar negeri juga antusias, seperti komunitas Madura di Hongkong, Malaysia dan Thailand.

Sementara itu, Sekretaris Umum AMP Choirul Anam menyampaikan bahwa alasan utama didirikannya organasasi tersebut berawal dari rasa keprihatinan masyarakat Madura, terutama di Surabaya karena merasa terpinggirkan.

Warga Madura yang sudah menjadi warga Surabaya, kata dia, sampai sekarang sekitar 40 persen dari 3,1 juta jiwa penduduk setempat.

Kendati tidak sedikit, pihaknya mengaku warga Madura masih lemah dalam banyak hal, salah satunya akses informasi yang dirasa kurang menguasai. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016