Madiun (Antara Jatim) - Pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kota Madiun, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ajaran organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang menjadi sorotan akhir-akhir ini.

Kepala Kemenag Kota Madiun, Amir Sholehuddin, di Madiun, Rabu, mengatakan, oragnisasi Gafatar patut diwaspadai karena menyebarkan ajaran yang menyimpang dari aqidah Islam. 

"Terlebih, ajaran Gafatar menyimpulkan rukun islam seperti shalat maupun zakat tidak wajib dilaksanakan," ujar Amir Sholehuddin, kepada wartawan.

Ia mengaku sangat prihatin, karena Gafatar saat ini telah menyasar ke orang-orang berpendidikan seperti PNS dan para dokter.

"Kami prihatin, kalau kita lihat orang-orang yang terkena pengaruhnya adalah orang-orang pintar, seperti dokter dan PNS. Gafatar secara tidak langsung memang bukan lembaga keagamaan, tetapi kiprahnya menuju pada hal-hal yang bersifat agamis. Menurut kami ya sangat salah dan harus diwaspadai," kata dia.
     
Menurut pengamatan MUI, lanjutnya, Gafatar memang sangat rapi dalam merekrut anggotanya. Hal itu karena Gafatar berkedok sebagai organisasi kemasyarakatan yang dibungkus dengan kegiatan sosial. Di antaranya kegiatan sosial donor darah, sunat massal, aksi bersih lingkungan, hingga memberikan modal usaha dan pupuk bagi pertanian.

Guna mengantisipasi berkembangnya ajaran Gafatar di Masyarakat luas dan Kota Madiun khususnya, Kemenag Kota Madiun mengimbau masyarakat memahami dan memperkuat ajaran agamanya masing-masing dengan baik, sehingga tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas spiritual dan emosional.

"Hal itu bertujuan agar masyarakat tidak terjerumus dan tidak terpengaruh dengan aliran-aliran dan ajaran yang tidak bertanggung jawab," kata dia.

Untuk itu, pihaknya akan memaksimalkan petugas penyuluh fungsional dan honorer di masing-masing kelurahan dalam melakukan pembinaan untuk membentengi masyarakat dalam hal ajaran agama, sehingga tidak terpengaruh ajaran menyimpang, terlarang, dan berbahaya. 

Ia menambahkan, sejauh ini Kemenag Kota Madiun belum mendapat laporan adanya PNS maupun pegawai di lingkup kantor kementerian agama setempat yang terpengaruh ajaran Gafatar.

Meski demikian, Kemenag tidak menutup mata akan mengkaji ajaran tersebut serta menginstruksikan petugasnya berkoordinasi ke Kanwil Kemenag Jawa Timur. 

Seperti diketahui, organisasi Gafatar, yang didirikan pada 2012, menjadi sorotan masyarakat setelah ada kasus hilangnya seorang ibu sekaligus dokter bernama Rica Handayani dan anaknya, pada akhir Desember lalu. Polisi dan pihak terkait lainnya masih menyelidiki kasus tersebut. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016