Jakarta (Antara) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengemukakan harapan dan keinginannya agar berbagai universitas di Tanah Air bisa menjadi motor penciptaaan inovasi yang dapat memajukan rakyat dan bangsa Indonesia.

Wapres menyampaikan hal tersebut saat memberikan orasi ilmiah pada acara Dies Natalis ke-18 di Auditorium Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina di Jakarta, Rabu pagi.

Dalam pidato bertajuk "Inovasi dan Kemajuan Bangsa" itu, Kalla menekankan pentingnya inovasi dalam proses akademisi di lingkungan universitas, terutama yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptaan lapangan kerja di masyarakat.

Dia juga menginginkan agar adanya pembangunan yang seimbang di Indonesia, serta agar prinsip-prinsip Islami seperti yang diajarkan di Universitas Paramadina Indonesia juga dapat menyebar dan menjadi contoh bagi dunia.

Jusuf Kalla memang beberapa kali menggarisbawahi mengenai pentingnya inovasi dalam dunia pendidikan, seperti yang disampaikannya dalam Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Jakarta, 11 Desember 2015.

"Kalau insinyur tidak menemukan inovasi, maka tidak membuat kemajuan karena Inovasilah yang menimbulkan kebangkitan atau penemuan. Maka sebagai insinyur harus berlandaskan pada inovasi," kata Wapres Kalla.

Dalam acara PII akhir tahun lalu itu, JK menjelaskan perbedaan antara insinyur dengan ekonom, yaitu ilmu ekonomi selalu berkembang ketika ada krisis. Tapi insinyur setiap inovasi baru selalu mendatangkan kemajuan.

Lebih lanjut dia mengatakan, insinyur harus terus melakukan inovasi karena ilmu pengetahuan sangat cepat berkembang misalnya ilmu Teknologi Informasi (IT) yang berkembang setiap 1,5 tahun.

"Jika tidak diasah, dilatih dan ditingkatkan maka ilmunya akan hilang hanya tinggal ijazahnya saja," katanya.

Sebelumnya, dalam acara Gelar Batik Nusantara 2015 di Jakarta, 24 Juni 2015, Wapres mencontohkan bahwa batik sudah bukan lagi sekadar pakaian tradisional, tetapi juga telah menjadi contoh inovasi ke tingkat internasional karena telah dikenal di mancanegara.

Jusuf Kalla memaparkan, bila dahulu inovasi batik dimulai dari Pulau Jawa, kemudian berkembang hingga berbagai daerah di Nusantara kini memiliki ciri khas batiknya sendiri.

Bahkan, Nelson Mandela yang merupakan pemimpin besar Afrika Selatan pasca-apartheid juga dikenal gemar mengenakan pakaian bercorak batik.

Wapres mengingatkan, Organisasi Pendidikan dan Sains PBB (UNESCO) juga telah menetapkan batik sebagai warisan budaya. (*)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016