Pamekasan (Antara Jatim) - Petugas Polsek Tamberu, Pamekasan, Jawa Timur, memeriksa tujuh orang terkait kasus pembunuhan yang dilakukan secara beramai-ramai pada warga yang diduga sebagai dukun santet.
"Di antara tujuh orang yang kami periksa itu adalah famili korban dan tokoh agama setempat," kata Kapolsek Tamberu AKP Sjaiful Arif, Selasa.
Sjaiful menjelaskan, ketujuh orang yang diperiksa polisi sebagai saksi itu masing-masing istri korban yang bernama Nihah, dua putra korban, dua saudara korban, serta dua orang yang rumahnya dekat dari tempat kejadian perkara.
"Kami juga telah meminta keterangan kepada ustaz yang memimpin tahlil saat peristiwa itu berlangsung," katanya.
Sebab, menurut Kapolsek Tamberu, kasus pembunuhan beramai-ramai yang menimpa warga bernama Munir (50), asal Desa Pangereman Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, sekitar 45 kilometer dari Kota Pamekasan.
Kasus ini, berawal saat korban pulang dari acara tahlilan di rumah tetangganya, sekitar pukul 16.30 WIB Selasa (29/12).
Saat hendak tiba di rumahnya dalam jarak sekitar 50 meter, tiba-tiba ada lima orang yang menghadang langkah korban. Menurut data Polsek Tamberu, pelaku pembunuhan mencapai puluhan orang, termasuk sebagian para jamaah tahlil.
Tanpa banyak bicara, kelima orang itu langsung membacok tubuh korban dengan senjata tajam dan mengenai beberapa bagian tubuhnya, seperti leher, lengan, wajah dan kepala korban.
Korban langsung meninggal di TKP, dan kasus pembunuhan itu sempat disaksikan sejumlah warga yang juga sama-sama pulang dari acara tahlil, namun mereka mengaku tidak mengenal pelaku.
Saat korban tersungkur jatuh ke tanah, para pelaku itu selanjutnya melarikan diri dan meninggalkan korban begitu saja. Sebagian di antara warga yang mengetahui kejadian itu langsung melaporkan ke kepolisian Polsek Tamberu melalui aparat desa setempat.
Kapolsek Sjaiful Arif menegaskan, yang menjadi kendala petugas saat ini karena dari beberapa orang saksi yang dimintai keterangan petugas, tak satupun yang mengaku mengetahui secara langsung peritiwa pembunuhan itu.
"Kendala sementara di sana, mengapa sampai saat ini belum satupun pelaku pembunuhan yang tertangkap," katanya.
Kasus dengan isu serupa sebelumnya pernah terjadi di Bujur Tengah, Lesoang Daja, dan hingga kini para pelaku pembunuhan tidak ada yang ditangkap. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Di antara tujuh orang yang kami periksa itu adalah famili korban dan tokoh agama setempat," kata Kapolsek Tamberu AKP Sjaiful Arif, Selasa.
Sjaiful menjelaskan, ketujuh orang yang diperiksa polisi sebagai saksi itu masing-masing istri korban yang bernama Nihah, dua putra korban, dua saudara korban, serta dua orang yang rumahnya dekat dari tempat kejadian perkara.
"Kami juga telah meminta keterangan kepada ustaz yang memimpin tahlil saat peristiwa itu berlangsung," katanya.
Sebab, menurut Kapolsek Tamberu, kasus pembunuhan beramai-ramai yang menimpa warga bernama Munir (50), asal Desa Pangereman Barat, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, sekitar 45 kilometer dari Kota Pamekasan.
Kasus ini, berawal saat korban pulang dari acara tahlilan di rumah tetangganya, sekitar pukul 16.30 WIB Selasa (29/12).
Saat hendak tiba di rumahnya dalam jarak sekitar 50 meter, tiba-tiba ada lima orang yang menghadang langkah korban. Menurut data Polsek Tamberu, pelaku pembunuhan mencapai puluhan orang, termasuk sebagian para jamaah tahlil.
Tanpa banyak bicara, kelima orang itu langsung membacok tubuh korban dengan senjata tajam dan mengenai beberapa bagian tubuhnya, seperti leher, lengan, wajah dan kepala korban.
Korban langsung meninggal di TKP, dan kasus pembunuhan itu sempat disaksikan sejumlah warga yang juga sama-sama pulang dari acara tahlil, namun mereka mengaku tidak mengenal pelaku.
Saat korban tersungkur jatuh ke tanah, para pelaku itu selanjutnya melarikan diri dan meninggalkan korban begitu saja. Sebagian di antara warga yang mengetahui kejadian itu langsung melaporkan ke kepolisian Polsek Tamberu melalui aparat desa setempat.
Kapolsek Sjaiful Arif menegaskan, yang menjadi kendala petugas saat ini karena dari beberapa orang saksi yang dimintai keterangan petugas, tak satupun yang mengaku mengetahui secara langsung peritiwa pembunuhan itu.
"Kendala sementara di sana, mengapa sampai saat ini belum satupun pelaku pembunuhan yang tertangkap," katanya.
Kasus dengan isu serupa sebelumnya pernah terjadi di Bujur Tengah, Lesoang Daja, dan hingga kini para pelaku pembunuhan tidak ada yang ditangkap. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016