Surabaya, (Antara Jatim) - PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) merampungkan sertifikasi Standar Nasional (SNI) untuk produk pada sebelas pabriknya yang tersebar di Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, Jombang, Nganjuk, Kediri, dan Tulungagung.
Direktur Produksi PTPN X T Sutaryanto, Minggu mengatakan PTPN X yang mengelola lahan tebu seluas 70.301 hektar dan tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur juga telah membukukan produksi gula sebanyak 431.020,4 ton pada 2015.
"Sebelas pabrik gula kami produksinya juga sudah memenuhi SNI, dan beberapa di antaranya juga sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI. Ini merupakan nilai tambah karena tuntutan konsumen semakin tinggi," ucapnya di Surabaya.
Ia mengatakan kinerja ini sekaligus mempertahankan posisi PTPN X sebagai produsen gula terbesar di Indonesia mengungguli perusahaan pergulaan lainnya.
Selian itu, rendemen (kadar gula dalam tebu) yang dibukukan pada 2015 juga mencapai 8,30 persen, atau meningkat dibanding rendemen 2014 sebesar 7,65 persen.
"Level rendemen PTPN X yang sebesar 8,30 persen itu juga termasuk yang tertinggi di Indonesia," katanya.
Dikatakannya, selama 2015 total tebu yang digiling mencapai 5,18 juta ton, dan telah melakukan revitalisasi secara berkelanjutan, baik di bidang budi daya (on farm) maupun pabrik (off farm).
Selain itu, beberapa program peningkatan efisiensi seperti elektrifikasi mesin penggerak juga dilanjutkan terutama untuk menekan penggunaan bahan bakar, serta efisiensi mesin giling yang bertujuan untuk menekan tingkat kehilangan gula, dan pengurangan jam berhenti pabrik dengan memperbaiki indikator kelancaran pasokan tebu.
"Efisiensi penting karena akan sangat menentukan daya saing pabrik gula, terutama terkait dengan biaya produksi yang berpengaruh pada profitabilitas perusahaan," katanya.
Ke depan, Sutaryanto mengaku perbaikan dari sisi budi daya tebu (on farm) akan terus ditingkatkan dengan cara memperkuat varietas unggulan tebu, mulai dari penataan hingga pengembangan varietas.
"Kami akan terus memperkuat monitoring perkembangan tanaman tebu, meningkatkan kompetensi petugas tanaman, dan pemberian 'reward and punishment' untuk memacu kinerja para petani," katanya.
Sementara itu, beberapa aspek juga bakal menjadi fokus perbaikan agar kinerja di masa mendatang semakin meningkat, seperti pelayanan kepada petani yang diwujudkan dengan pendampingan serta fasilitasi beragam metode pelatihan budi daya dan mekanisasi.
"Petugas PTPN X pun melakukan pengawalan di lahan-lahan tebu petani agar terhindar dari serangan hama penyakit tanaman, dan ini juga menjadi fokus tujuan kami tahun depan mengingat peran petani sangat sentral sebagai pemasok tebu," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Direktur Produksi PTPN X T Sutaryanto, Minggu mengatakan PTPN X yang mengelola lahan tebu seluas 70.301 hektar dan tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur juga telah membukukan produksi gula sebanyak 431.020,4 ton pada 2015.
"Sebelas pabrik gula kami produksinya juga sudah memenuhi SNI, dan beberapa di antaranya juga sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI. Ini merupakan nilai tambah karena tuntutan konsumen semakin tinggi," ucapnya di Surabaya.
Ia mengatakan kinerja ini sekaligus mempertahankan posisi PTPN X sebagai produsen gula terbesar di Indonesia mengungguli perusahaan pergulaan lainnya.
Selian itu, rendemen (kadar gula dalam tebu) yang dibukukan pada 2015 juga mencapai 8,30 persen, atau meningkat dibanding rendemen 2014 sebesar 7,65 persen.
"Level rendemen PTPN X yang sebesar 8,30 persen itu juga termasuk yang tertinggi di Indonesia," katanya.
Dikatakannya, selama 2015 total tebu yang digiling mencapai 5,18 juta ton, dan telah melakukan revitalisasi secara berkelanjutan, baik di bidang budi daya (on farm) maupun pabrik (off farm).
Selain itu, beberapa program peningkatan efisiensi seperti elektrifikasi mesin penggerak juga dilanjutkan terutama untuk menekan penggunaan bahan bakar, serta efisiensi mesin giling yang bertujuan untuk menekan tingkat kehilangan gula, dan pengurangan jam berhenti pabrik dengan memperbaiki indikator kelancaran pasokan tebu.
"Efisiensi penting karena akan sangat menentukan daya saing pabrik gula, terutama terkait dengan biaya produksi yang berpengaruh pada profitabilitas perusahaan," katanya.
Ke depan, Sutaryanto mengaku perbaikan dari sisi budi daya tebu (on farm) akan terus ditingkatkan dengan cara memperkuat varietas unggulan tebu, mulai dari penataan hingga pengembangan varietas.
"Kami akan terus memperkuat monitoring perkembangan tanaman tebu, meningkatkan kompetensi petugas tanaman, dan pemberian 'reward and punishment' untuk memacu kinerja para petani," katanya.
Sementara itu, beberapa aspek juga bakal menjadi fokus perbaikan agar kinerja di masa mendatang semakin meningkat, seperti pelayanan kepada petani yang diwujudkan dengan pendampingan serta fasilitasi beragam metode pelatihan budi daya dan mekanisasi.
"Petugas PTPN X pun melakukan pengawalan di lahan-lahan tebu petani agar terhindar dari serangan hama penyakit tanaman, dan ini juga menjadi fokus tujuan kami tahun depan mengingat peran petani sangat sentral sebagai pemasok tebu," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016