Surabaya (Antara Jatim) -  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya menargetkan penambahan 20.000 sambungan rumah (SR) baru pada 2016.

Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Sunarno di Surabaya, Jumat mengatakan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 537.121 SR dengan cakupan layanan 92,78 persen dari total penduduk Surabaya.

"Kami berharap pada 2019 mendatang, seluruh warga Surabaya bisa terlayani PDAM," katanya.

 Ia berupaya agar semua warga Surabaya bisa terlayani air dari PDAM. Namun, terkadang ada masalah lahan yang ditinggali warga dan itu bermasalah. Sehingga ini menjadi kendala bagi PDAM untuk mendistribusikan air ke daerah tersebut.

"Untuk daerah yang lahannya bermasalah ini kami siasati dengan pemasangan master meter," katanya.

Di sisi lain, PDAM Surya Sembada menghadapi persoalan pencurianair. Berdasarkan data PDAM, selama 2014 lalu, telah terjadi 1.613 kasus pencurian air yang dilakukanmasyarakat.

Dari kasus tersebut, lanjut dia, PDAM kehilangan air sebanyak 583.790 meter kubik dengan kerugian mencapai Rp2,1 miliar. Kasus pencurian air di 2014 naik 30 persen dibanding 2013.

Tahun ini juga diperkirakan akan terjadi lonjakan pencurian air. Awal tahun ini, BUMD milik Pemkot Surabaya itu berhasil membongkar  pencurian air dengan nilai kerugian mencapai Rp280 juta.

"Pencurian air bisa dilakukan oleh siapa saja dengan beragam latar belakang baik itu orang kaya ataupun masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," katanya.

Sementara Ketua Dewan Pelanggan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Ali Musyafak mengatakan sebenarnya PDAM memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi mengembangkan jaringan untuk meningkatkan layanan.

Tapi sayangnya, kata dia, hal itu tidak dilakukan sehingga masih banyak warga yang tidak terlayani air PDAM. Kalaupun ada distribusi air PDAM, seringkali mampat dan tidak mengalir dengan optimal.

"Tiap tiap tahun keuntungan bersih PDAM mencapai Rp130 miliar. Masak membangun jaringan tidak mampu," katanya. (*)


Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015