Jember (Antara Jatim) -  Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyiagakan sebanyak 1.000 anggotanya untuk mengamankan puluhan geraja pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru 2016 di kabupaten setempat.

"Pengamanan itu bertujuan agar umat Kristiani merasa aman dalam menjalankan Misa Natal di seluruh gereja yang tersebar di Jember," kata Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember, Ayub Junaidi, di Jember, Selasa.

Menurut dia, instruksi tersebut sudah diberikan kepada seluruh Pengurus Anak Cabang (PAC) untuk membantu dalam pengamanan Natal di masing-masing wilayah, sehingga warga yang merayakan Natal dapat menjalankan ibadah dengan tenang.

"Keikutsertaan anggota Banser dalam membantu Polri dan TNI mengamankan Natal sebagai bentuk toleransi antarumat beragama dengan harapan umat Nasrani yang memperingati hari besar keagamaan tersebut merasa nyaman," paparnya.

Ia menjelaskan, Banser akan diterjunkan di semua gereja yang berdiri di Kabupaten Jember, baik yang ada di dalam perkotaan maupun di wilayah pedesaan.

"Jumlah gereja di Jember sebanyak 78 gereja dan jumlah personel Banser yang disiagakan di masing-masing gereja tidak sama karena tergantung dengan tingkat kerawanan gereja setempat," ucap Wakil Ketua DPRD Jember itu.

Ayub optimistis konsep pluralisme akan mempersatukan umat beragama seperti yang diperjuangkan oleh almarhum Abdurrahman Wahid (Gusdur), sehingga semuanya dapat bersatu dalam menghargai dan saling menghormati perbedaan.

Sementara itu, Kapolres Jember, AKBP Sabilul Alif mengatakan Polres Jember konsisten menjalin sinergi keamanan dan ketertiban masyarakat yang dinamis dan humanis dengan mengadakan acara forum group diskusi bersama seluruh pendeta atau rohaniawan se-Jember pada Senin (21/12).

"Kami berharap agar pengamanan Natal tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Untuk itu semua pihak terkait harus meningkatkan dan mempererat kerja sama dalam upaya menciptakan situasi kondusif selama Natal dan Tahun Baru 2016," paparnya.

Ia menjelaskan pengamanan di gereja-gereja akan menggunakan pola pengamanan sesuai dengan standar kepolisian yakni jarak 50 meter dari gereja harus dalam kondisi steril karena keamanan dan keselamatan adalah tanggung jawab bersama. 

"Saya berharap jemaat untuk ikhlas tidak membawa tas, apabila  membawa tas tentunya akan diperiksa petugas secara humanis," katanya.(*)
     

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015