Madiun (Antara Jatim) - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoops AU) II, Marsekal Muda TNI Dody Trisunu menyatakan TNI AU belum melibatkan Korea Selatan dalam menginvestigasi pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle yang terjatuh di Yogyakarta pada Minggu (20/12).

"Sejauh ini TNI AU masih melakukan penyelidikan internal. Soal nanti lain-lain, termasuk meminta "advise" dari Korea Selatan, itu belum tahu," ujar Marsekal Muda TNI Dody Trisunu, seusai menjadi Inspektur Upacara pemakaman militer jenazah Letkol Penerbang Marda Sarjono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Madiun, Jawa Timur, Senin.

Menurut dia, belum dilibatkannya pihak Korea Selatan selaku pembuat pesawat T-50i Golden Eagle tersebut, karena sesuai prosedur, proses investigasi hanya dilakukan oleh internal TNI AU.

"Prosedurnya, proses penyelidikan dan investigasi hanya dilakukan internal. Tidak ada pihak lain," kata Dody tegas.

Ia mengaku belum dapat menjelaskan penyebab kecelakaan yang melanda pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle tersebut. Hal itu karena tim yang ditunjuk masih bekerja dan proses investigasi masih berlangsung.

"Saya tidak berani menyatakan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Sebab, saat tim investigasi masih bekerja. Termasuk juga memastikan hal tidak ataupun belum sempat digunakannya kursi pelontar oleh para pilot dalam peristiwa tersebut," terangnya.

Pesawat T-50i Golden Eagle dibuat oleh Korean Aersospace Industries (KAI). TNI AU sendiri memiliki 16 unit pesawat tersebut yang merupakan pesanan dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk menambah kekuatan alat utama sistem persenjataan atau alutsista.

Ke-16 unit pesawat T-50i Golden Eagle tersebut dikirim secara bertahap pada September 2013 hingga akhir tahun 2013. Adapun "home base" pesawat T-50i Golden Eagle adalah di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Magetan.

Pesawat T-50i Golden Eagle direncanakan untuk menggantikan pesawat HAWK MK-53 yang dibeli pemerintah pada tahun 1980-an dan mayoritas sudah tua.

Pascajatuhnya satu unit pesawat tersebut, Dody Trisunu memastikan 15 pesawat T-50i Golden Eagle yang tersisa masih tetap akan digunakan. Hanya saja pihaknya belum tahu apakah pengoperasiannya menunggu tim investigasi selesai atau tidak. "Pesawat itu (T-501 Golden Eagle) masih dipakai. Itu pesawat baru dan semuanya laik jalan," katanya.

Seperti diketahui, satu pesawat latih tempur T-50i Golgen Eagle buatan Korea Selatan, jatuh saat bermanuver di udara, di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (20/12), di tengah gelaran kedirgantaraan TNI AU. 
     
Peristiwa itu menewaskan kedua pilotnya, yakni Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Mayor Penerbang Dwi Cahyono. Adapun, Letkol Marda Sarjono dimakamkan di Kota Madiun, sedangkan Dwi Cahyono dimakamkan di Sleman, Yogyakarta.(*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015