Surabaya (Antara Jatim) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI  siap melakukan revaluasi aset di 2016 menyusul adanya kebijakan pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan penghitungan kembali seluruh aset yang dimiliki. 

"Dari total aset yang kami miliki mencapai Rp800 miliar, melalui revaluasi aset kami perkirakan akan naik menjadi Rp3,7 triliun karena melonjaknya harga lahan dan lain sebagainya," kata Direktur Utama PTPN XI, Dolly P Pulungan kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan, langkah ini diyakini bisa mempermudah BUMN untuk mendapatkan pembiayaan atau investasi baru diluar skema Penempatan Modal Negara (PNM). Dengan besarnya nilai aset yang dimiliki, maka PTPN XI akan bisa mendapatkan pinjaman sekitar 7 triliun dari perbankan.

"Kami yakin akan lebih mudah mendapatkan dana untuk investasi, namun kami juga harus selektif dalam menanamkan investasi. Kami juga menetapkan kebijakan untuk menanamkan modal dengan jangka waktu pengembalian sangat dekat," ujarnya. 

Menurut dia, jika pada tahun 2015 pihaknya berinvestasi, maka tahun depan diharapkan sudah harus bisa menghasilkan atau berproduksi. Kebijakan revaluasi bisa dimanfaatkan oleh PTPN XI dengan modal dasar Rp3,7 Triliun.

Di sisi lain, pihaknya mencatat keuntungan tahun 2015 minimal Rp106 miliar karena masih belum tutup tahun, meskipun masih dibayang-bayangi kekhawatiran akan mengalami krisis tanaman pada musim giling 2016.

"Keuntungan tersebut diperoleh dari penjualan sekitar 170 ribu ton gula dari tebu sendiri dan 190 ribu ton tetes tebu sendiri di lahan PTPN XI. Sedangkan pada musim giling 2015, kami menghasilkan sekitar 405 ribu ton gula dan 261 ribu ton tetes yang dihasilkan dari 5.042.184 ton tebu dan sekitar 95 persen tebu tersebut berasal dari tebu rakyat," paparnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan penyebab turunnya produksi gula secara nasional, dipicu perubahan cuaca ekstrem dan menimbulkan kemarau berkepanjangan sehingga tanaman tebu mengalami kekurangan air. 

"Masalah kekurangan air pada musim giling 2016 mendatang itu kemungkinan besar akan berdampak pada menurunnya produktivitas kebun dan kualitas tebu yang dihasilkan," terangnya.

"Untu mengatasinya penurunan produktivitas yaitu dengan melakukan beberapa upaya peningkatan produktivitas kebun sendiri, penambahan luasan kebun, dan peningkatan kualitas gula yang dihasilkan. PTPN XI juga akan berusaha meningkatkan kemampuan petani dalam membudidayakan tanaman tebu serta memfasilitasi mereka dari sisi pembiayaan," jelasnya.

Dalam kaitan dengan fasilitasi pembiayaan, tambahnya khusus untuk petani tebu di lingkungan PTPN XI sudah ada alokasi sebesar Rp235 miliar dari BNI dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus. 

"Kemudian sebanyak Rp150 miliar dari Pertamina, dan Rp5,5 miliar dari Askrindo dalam bentuk program kemitraan bina lingkungan (PKBL), ditambah sisa PKBL tahun lalu sebesar Rp9 miliar," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015