Bojonegoro (Antara Jatim) - Perum Jasa Tirta V Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan pasokan air di Bendung Gerak Bengawan Solo dari daerah hulu mulai stabil namun belum seluruh pintu dibuka untuk mengalirkan air ke hilir.

"Belum semua pintu (sembilan pintu) dibuka karena kami masih membersihkan sampah berupa pohon bambu dan tumbuhan enceng gondok di lokasi Bendung Gerak," kata Juru Pintu PJT V di Bojonegoro Gigih NP, di Bojonegoro, Senin.

Menurut dia, kalau sampah berupa enceng gondok dan rumpun bambu di lokasi Bendung Gerak, tidak dialirkan ke daerah hilir, maka akan mengendap di lokasi Bendung Gerak dan menimbulkan pendangkalan.

Pembersihan sampah berupa enceng gondok dan bambu, menurut dia, dilakukan dengan mengerahkan lima tenaga kerja sejak sepekan terakhir.

Di lokasi Bendung Gerak, lanjut dia, selain dipenuhi tumbuhan enceng gondok yang berasal dari daerah hulunya, juga ada sejumlah rumpun bambu.

"Semula ada lima rumpun bambu yang cukup besar. Saat ini masih ada dua rumpun bambu yang belum berhasil dialirkan ke arah hilirnya, selain juga masih banyak tumbuhan enceng gondok," ucapnya.

Ia memperkirakan ketinggian air di Bendung Gerak, yang sekarang ini mencapai 10,70 meter, akan terus merangkak naik, karena hujan sudah berlangsung merata di daerah hulu, Jawa Tengah.

"Hujan di daerah hulu Bendung Gerak, sudah berlangsung merata, sehingga pasokan air cukup stabil," ucapnya, menegaskan.

Saat ini, katanya, ada empat pintu yang dibuka yaitu pintu 1 dan 9, dengan bukaan masing-masing 50 centimeter, selain pintu 2 dan 8, dengan bukaan masing-masing 1,5 meter.

"Debit air yang dikeluarkan ke arah hilir jawa Timur, dari empat pintu semuanya sebesar 147,74 meter kubik per detik," ucapnya.

Dengan debit air yang dikeluarkan itu, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, mulai Bojonegoro, juga di Bendung Gerak, Babat, Lamongan, akan terus merangkak naik.

"Sembilan pintu di bendung akan dibuka secepatnya, sepanjang sampah di lokasi bendung termasuk tumbuhan enceng gondok sudah bersih," ucapnya.

Ia menambahkan sembilan pintu Bendung Gerak harus dibuka semua, karena untuk mengenlontorkan air ke arah hilir, Jawa Timur.

"Tahun lalu semua pintu dibuka 21 November," ucapnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015