Banyuwangi (Antara Jatim) - Sejumlah daerah, seperti Kota Probolinggo, Kabupaten Kediri dan Kota Denpasar (Bali) ikut memeriahkan Festival Kuwung 2015 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
"Kami merasa sangat tersanjung atas partisipasi sejumlah daerah yang hadir dalam festival Kuwung 2015. Ini bukti bahwa kegiatan di Banyuwangi mulai dipercaya daerah lain," kata Penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi dalam keterangan yang diterima Antara di Banyuwangi, Minggu.
Pada festival itu Denpasar selain menampilkan lakon Mahabarata, juga membawa kesenian khas negara India. Karena itu sejumlah warga keturunan India yang tinggal di Bali turut meramaikan parade kesenian ini.
"Komitmen kami dalam menampilkan dan mengemas sebuah atraksi tradisi dan seni budaya daerah mulai mendapatkan tempat di publik nasional. Ini juga berkat rakyat Banyuwangi yang selalu mendukung setiap kegiatan, mulai dari pariwisata olahraga, budaya, hingga atraksi ini," ujar Zarkasi pada pembukaan festival, Sabtu (5/12) malam itu.
Pada tahun 2015 ini, Festival Kuwung mengangkat keberagaman legenda rakyat yang ada di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu. Tradisi lisan atau folklore yang berkembang di Banyuwangi memang sangat banyak, mengingat masyarakat wilayah itu terdiri dari berbagai suku.
Setiap fragmen cerita rakyat dalam kegiatan itu dibawakan dalam bentuk teatrikal oleh para penari yang diiringi oleh para pemain musik tradisional.
Salah satunya, legenda Adege Kedaton Macan Putih yang menceritakan berdirinya Istana Macan Putih yang didirikan oleh Prabu Tawang Alun. Sebelumnya, juga ditampilkan sejumlah kisah legenda rakyat yang lain, mulai dari Bambang Menak Diwisuda, Jajang Sebarong, Gemulung Ombak Sembulung, hingga tradisi kebo-keboan dari Desa Alasmalang.
"Semua cerita rakyat yang diangkat ini merupakan kisah-kisah yang hidup di masyarakat Banyuwangi. Para penampilnya merupakan pelaku seni dari sejumlah kecamatan, dan mereka kami minta menampilkan legenda yang berkembang di wilayahnya masing-masing," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda.
Ditambahkan Bramuda, Festival Kuwung dihadirkan untuk menjadi panggung eksistensi seni dan budaya asli Banyuwangi yang beragam untuk tetap lestari.
"Setelah tahun lalu kami mengangkat tradisi kehidupan masyarakat Banyuwangi melaui dari lahir hingga dewasa, sekarang giliran kisah rakyat yang kami angkat. Supaya, legenda ini tidak musnah oleh waktu, sehingga perlu kami tampilkan ulang agar masyarakat tergugah kembali untuk tetap mengingat sejarah dan kisah masa lampau," ujarnya.
Festival Kuwung ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Banyuwangi, yang tahun 2015 memasuki tahun ke 244. Festival Kuwung 2015 ini sekaligus menjadi event pamungkas dari 38 kegiatan dalam gelaran Banyuwangi Festival 2015 yang telah digelar sejak Januari 2015 lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami merasa sangat tersanjung atas partisipasi sejumlah daerah yang hadir dalam festival Kuwung 2015. Ini bukti bahwa kegiatan di Banyuwangi mulai dipercaya daerah lain," kata Penjabat Bupati Banyuwangi Zarkasi dalam keterangan yang diterima Antara di Banyuwangi, Minggu.
Pada festival itu Denpasar selain menampilkan lakon Mahabarata, juga membawa kesenian khas negara India. Karena itu sejumlah warga keturunan India yang tinggal di Bali turut meramaikan parade kesenian ini.
"Komitmen kami dalam menampilkan dan mengemas sebuah atraksi tradisi dan seni budaya daerah mulai mendapatkan tempat di publik nasional. Ini juga berkat rakyat Banyuwangi yang selalu mendukung setiap kegiatan, mulai dari pariwisata olahraga, budaya, hingga atraksi ini," ujar Zarkasi pada pembukaan festival, Sabtu (5/12) malam itu.
Pada tahun 2015 ini, Festival Kuwung mengangkat keberagaman legenda rakyat yang ada di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu. Tradisi lisan atau folklore yang berkembang di Banyuwangi memang sangat banyak, mengingat masyarakat wilayah itu terdiri dari berbagai suku.
Setiap fragmen cerita rakyat dalam kegiatan itu dibawakan dalam bentuk teatrikal oleh para penari yang diiringi oleh para pemain musik tradisional.
Salah satunya, legenda Adege Kedaton Macan Putih yang menceritakan berdirinya Istana Macan Putih yang didirikan oleh Prabu Tawang Alun. Sebelumnya, juga ditampilkan sejumlah kisah legenda rakyat yang lain, mulai dari Bambang Menak Diwisuda, Jajang Sebarong, Gemulung Ombak Sembulung, hingga tradisi kebo-keboan dari Desa Alasmalang.
"Semua cerita rakyat yang diangkat ini merupakan kisah-kisah yang hidup di masyarakat Banyuwangi. Para penampilnya merupakan pelaku seni dari sejumlah kecamatan, dan mereka kami minta menampilkan legenda yang berkembang di wilayahnya masing-masing," kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY Bramuda.
Ditambahkan Bramuda, Festival Kuwung dihadirkan untuk menjadi panggung eksistensi seni dan budaya asli Banyuwangi yang beragam untuk tetap lestari.
"Setelah tahun lalu kami mengangkat tradisi kehidupan masyarakat Banyuwangi melaui dari lahir hingga dewasa, sekarang giliran kisah rakyat yang kami angkat. Supaya, legenda ini tidak musnah oleh waktu, sehingga perlu kami tampilkan ulang agar masyarakat tergugah kembali untuk tetap mengingat sejarah dan kisah masa lampau," ujarnya.
Festival Kuwung ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Banyuwangi, yang tahun 2015 memasuki tahun ke 244. Festival Kuwung 2015 ini sekaligus menjadi event pamungkas dari 38 kegiatan dalam gelaran Banyuwangi Festival 2015 yang telah digelar sejak Januari 2015 lalu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015