Surabaya (Antara Jatim) - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fitroh Dwi Apriliawan Hariyoto menemukan 55-65 persen tongkol di Pelabuhan Perikanan (PP) Pantai Muncar, Banyuwangi, tercemar logam berat Pb (Timbal).

"Tapi, seluruh organ terpapar logam berat jenis kadmium (Cd) dan terdeteksi seng (Zn) dalam kadar yang tinggi," kata Mahasiswa Program S2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair Peraih IPK 3,72 itu di kampus setempat, Kamis.

Menjelang wisuda yang diikuti 792 Lulusan Unair pada Sabtu (5/12), ia menjelaskan dirinya ingin berkontribusi kepada masyarakat melalui penelitian kadar pencemaran logam berat pada ikan tongkol hasil tangkapan nelayan di daerahnya, Muncar, Banyuwangi.

"Masyarakat perlu tahu, apakah dengan mengonsumsi ikan tongkol bisa mencukupi kebutuhan gizi atau justru meracuni tubuh, mengingat tingkat pencemaran laut di Indonesia semakin tinggi untuk setiap tahunnya," kata asisten dosen Biologi tahun 2013 yang biasa disapa Ucok itu.

Dengan menggunakan metode Atomic Absorbtion Spectrometry (AAS), Ucok menunjukkan bahwa sebesar 35-45 persen sampel ikan tongkol tidak terdeteksi adanya timbal (Pb) dalam daging dan hati, namun tidak pada insang. Artinya 55-65 persen ada timbal dalam daging dan hati pada ikan yang ada.

"Tapi, seluruh organ terpapar kadmium (Cd) dan terdeteksi seng (Zn) dalam kadar yang tinggi. Sementara itu," kata peneliti dengan karya berjudul 'Akumulasi Logam Timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Seng (Zn) pada Daging, Hati, dan Insang Ikan Tongkol Lisong (Auxis rochei) dari PP Pantai Muncar, Banyuwangi'.

Ia menambahkan kandungan kadmium dan timbal yang sudah melebihi batas ambang itu menuntut perhatian khusus dan perhitungan konsumsi harian, mingguan, dan bulanan agar aman dikonsumsi.

Implan Tulang

Secara terpisah, wisudawan S3 dari FST Unair Dr Ir Aminatun MSi(P) mengembangkan Implan Tulang dalam disertasi berjudul "Sintesis Karakterisasi  Hidroksiapatit Berbahan Dasar Tulang Sotong pada   Paduan Kobalt sebagai Kandidat Implan Tulang Prosthesis".

"Sebesar 40 persen dari 120 juta wanita  di   Indonesia yang  berusia 40 tahun  lebih (masa menopause) ada 50 persen diantaranya mengalami permasalahan osteoporosis," kata Doktor MIPA yang meraih IPK 3,98 itu.

Selain itu, 35 persen dari wanita yang menderita osteporosis mengalami patah tulang pinggul dan dia membutuhkan banyak implan tulang pinggul yang biasanya disebut Total Hip Replacement (THR).

"Material implant yang dibutuhkan adalah   implant tulang Phrosthesis  (permanen) dengan material implan yang harus diimpor dengan harga yang cukup mahal," katanya.

Oleh karena itu, ia pun ingin menemukan materi implan tulang THR yang lebih murah serta dengan sifat mekanik (kuat tarik, kekerasan dan kuat fatik) yang lebih kuat daripada paduan Titanium.

"Riset disertasi saya yaitu membuat impan tulang prosthesis yang dilapisi paduan kobalt dengan hidroksiapatit, karena hidroksiapatit bersifat osteokonduktif dan bioaktif. Inilah goal akhir dari disertasi saya yaitu kandidat material cemenless  THR, hidroksiapatit saya buat dari tulang sotong yang memiliki kandungan kalsium karbonat 85 persen," paparnya.

Namun, ia mengaku risetnya masih sampai uji  in vitro yang rencananya akan melewati uji  in vivo  tahun 2017 setelah mendapatkan material implan yang memenuhi syarat ditinjau dari sifat mekaniknya dan biokompatibilitas. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015