Banyuwangi (Antara Jatim) - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi 2010-2014 sebesar 6,59 persen, melebihi rata-rata Jatim yang hanya 6,27 persen.

Kepala Bidang Neraca dan Wilayah BPS Provinsi Jatim Setyowati di Banyuwangi, Senin (30/11) lalu mengatakan sebagaimana mayoritas daerah lain, dalam kurun tiga tahun terakhir, yakni mulai tahun 2012-2014 tren pertumbuhan Banyuwangi mulai mengalami perlambatan.

"Tren pelambatan terjadi di hampir semua daerah seluruh Indonesia seiring dengan imbas pelemahan ekonomi di tingkat global. Jadi perlambatan tidak hanya terjadi di Banyuwangi," kata Setyowati saat sosialisasi perubahan basis data PDRB di aula Minak Jinggo, Pemkab Banyuwangi.

Di balik itu, sejumlah sektor ekonomi di Banyuwangi justru mengalami peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan tertinggi tercatat di sektor akomodasi makanan dan minuman. Pada tahun 2012  sektor ini tumbuh sebesar 8,39 persen, tahun 2013 8,07 persen dan 2014 melonjak sebesar 10,33 persen.

"Pertumbuhan ini tampaknya seiring dengan gencarnya promosi pariwisata yang dilakukan oleh Banyuwangi. Sektor yang terkait pariwisata juga mengalami kenaikan signifikan. Salah satunya adalah transportasi dan pergudangan yang pertumbuhannya menjadi 8,42 persen," ujar Setyowati.

Pertumbuhan juga terjadi di sejumlah sektor ekonomi lainnya, seperti kategori industri pengolahan. Pada tahun 2012 pertumbuhannya di angka 5,59 persen, meningkat di 2013 sebesar 6,45 persen dan terus naik di 2014 sebesar 7,30 persen.

Yang menggembirakan, di saat sektor real estate di sejumlah kota besar mengalami stagnasi, di Banyuwangi justru mengalami pertumbuhan yang konsisten. Jika di 2012 tumbuh sebesar 7,11 persen, di 2013 naik diangka 8,30 dan 2014 menjadi 9,79 persen.
"Ini menunjukkan sektor industri dan properti di Banyuwangi juga mengalami perkembangan yang positif," ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan Daerah Banyuwangi Agus Siswanto menambahkan, sektor perumahan di Banyuwangi memang terus berkembang. Sejumlah investor properti nasional pun mulai masuk ke Banyuwangi.

"Masuknya pengembang perumahan skala besar di Banyuwangi menunjukkan bahwa sejumlah pebisnis masih melihat Banyuwangi sebagai daerah yang prospektif untuk pengembangan usaha," kata Agus.

Sementara itu untuk wilayah tapal kuda pertumbuhan ekonomi Banyuwangi tahun 2014 sebesar 5,91 masih yang tertinggi. Pertumbuhan Banyuwangi juga masih lebih tinggi dari Malang, Blitar dan Kediri.

"Pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi ditopang oleh sektor–sektor ekonomi secara lebih merata, mulai dari pertanian, kehutanan, pertambangan, industri, konstruksi, perumahan dan pariwisata," kata Setyowati.

Sedangkan untuk daerah-daerah dengan pertumbuhan ekonomi di atas Banyuwangi sebagian besar karena daerah tersebut merupakan basis industri Jatim maupun memiliki pertambangan minyak.

"Seperti Kabupaten Probolinggo, Sidoarjo, Kota Surabaya dan Gresik, semuanya merupakan pusat industri di Jatim. Sedangkan Bangkalan, Lamongan, Sumenep memiliki perminyakan yang jadi pendongkrak utama dalam pertumbuhan ekonominya," kata Setyowati. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015